Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Persiapan Menjadi Investor Reksa Dana 2020

Kompas.com - 02/01/2020, 17:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Secara teori, ketika suku bunga turun, maka obligasi yang menjadi aset dasar dari reksa dana pendapatan tetap akan mengalami kenaikan. Penurunan BI Rate masih berpotensi terjadi kembali tahun ini namun dengan frekuensi dan persentase penurunan tidak sebanyak tahun lalu.

Untuk itu, reksa dana pendapatan tetap masih berpeluang naik namun persentase kenaikannya diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2019.

Baca juga: Ini 5 Reksadana Saham dengan Imbal Hasil Tertinggi

Reksa Dana Saham

Rata-rata reksa dana saham membukukan kinerja 14,2 persen di tahun 2019. Kinerja ini jauh di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 1,7 persen.

Buruknya kinerja reksa dana ini disebabkan karena kondisi pasar yang tidak sesuai perkiraan paska pemilu akibat eskalasi perang dagang dan anjloknya kinerja beberapa reksa dana saham yang berinvestasi pada saham-saham gorengan.

Tahun pemulihan pasar modal diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi reksa dana saham. Masuknya dana asing, sentimen positif dari omnibus law, dan harapan membaiknya kinerja emiten di 2020 diharapkan menjadi faktor pendorong kinerja. Perkiraan nilai pasar wajar untuk IHSG di 2020 menurut Panin Asset Management adalah di kisaran 7.300 – 7.500.

Namun perlu diperhatikan juga jika isinya saham-saham gorengan alias perusahaan yang fundamentalnya kurang baik dan valuasinya gila-gilaan, masih tetap akan sulit diramal kinerjanya. Untuk itu, dalam memilih manajer investasi, investor perlu lebih selektif.

Reksa Dana Campuran

Rata-rata reksa dana campuran membukukan kinerja 0,62 persen di tahun 2019. Umumnya reksa dana campuran di Indonesia memiliki kecenderungan untuk menempatkan bobot yang lebih besar pada saham sehingga hasil investasinya lebih mendekati IHSG dibandingkan obligasi.

Namun seiring dengan perkembangan, reksa dana campuran dengan bobot yang berimbang dan bobot yang lebih besar pada obligasi juga semakin banyak. Untuk itu dalam memilih reksa dana campuran, investor perlu memperhatikan bobot saham – obligasi yang bisa dilihat dalam fund fact sheet.

Baca juga: Begini Prospek Imbal Hasil Reksadana Campuran Tahun Depan

Strategi Investasi

Sebagai produk investasi, akan selalu terdapat risiko investasi. Untuk itu, investor perlu melakukan bisa menerapkan beberapa strategi investasi untuk mengoptimalkan risiko dan return investasi.

Bagi yang memiliki kemampuan membaca pasar yang baik, market timing merupakan strategi yang ideal. Dengan cara ini investor akan beli pada reksa dana saham ketika harganya rendah dan menjualnya ketika sudah tinggi. Namun terus terang membaca pasar merupakan perkara yang tidak mudah, manajer investasi dengan pengalaman puluhan tahun sekalipun masih bisa salah.

Untuk investor awam atau investor kebanyakan, pilihan strategi investasi bisa dilakukan dengan cara investasi berkala atau auto debet setiap bulan. Cara ini tidak menuntut kemahiran membaca arah pasar, tapi kedisiplinan untuk berinvestasi dalam jangka panjang.

Dengan rajin berinvestasi secara bulanan dalam jangka panjang, walaupun mungkin hasilnya kalah dengan orang yang pintar membaca pasar, akumulasinya dalam jangka panjang tetap akan lumayan juga.

Strategi lain yang dapat diambil adalah asset allocation. Strategi ini dilakukan dengan membagi investasi pada beberapa jenis reksa dana. Idealnya reksa dana saham merupakan instrumen ideal jangka panjang sehingga risiko volatilitas dapat diminimalkan dengan investasi berkala.

Tapi tidak dapat dipungkiri investor juga terkadang bisa menjumpai hasil yang tidak sesuai harapan untuk sebagaimana yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini di reksa dana saham. Untuk itu, dengan membagi ke jenis reksa dana yang lebih konservatif seperti campuran dan pendapatan tetap, ketika kinerja reksa dana saham kurang bagus ada kemungkinan hasil di lainnya masih bagus.

Strategi Asset Allocation dapat dikombinasikan dengan Investasi Berkala. Jadi membeli beberapa jenis reksa dana sekaligus dengan investasi berkala setiap bulannya. Tidak perlu khawatir dengan jumlah dana karena banyak reksa dana yang sudah dimulai dari Rp 100.000

Bagi investor awam, suasana hati ketika berinvestasi juga sangat menentukan keberlangsungan investasi jangka panjang. Kalau hanya di satu jenis yaitu reksa dana saham, walaupun jangka panjang, tentu suasana hati akan kurang baik ketika sedang mengalami pergolakan harga. Ada banyak contoh, investor yang berhenti di tengah jalan bukan karena lantaran butuh dana tapi hasil investasinya kurang baik.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Baca juga: Industri Reksa Dana Hadapi Ujian Berat, Investor Diimbau Tidak Panik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com