Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai BNI, Bagaimana Utang Jiwasraya ke BRI dan BTN?

Kompas.com - 03/01/2020, 05:00 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah membuat pengumuman resmi yang menyatakan tagihannya kepada PT Asuransi Jiwasraya (Jiwasraya) telah lunas pada akhir 2019 lalu.

Corporate Secretary BNI Meiliana dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/1) menyatakan, per 31 Desember 2019, Jiwasraya tidak lagi memiliki fasilitas kredit di BNI.

Meiliani menjelaskan, fasilitas kredit diberikan bank berlogo angka 46 ini sejak September 2018 untuk keperluan operasional Jiwasraya.

Baca juga: BNI: Jiwasraya Sudah Lunasi Utang Pada 31 Desember 2019

Tak menyebut besaran nilainya, Meiliani menyatakan, sejak menerima fasilitas kredit, Jiwasraya perlahan membayar kewajibannya kepada BNI dari hasil penjualan jaminan berupa obligasi. Alhasil,

“Pada 31 Desember 2019 fasilitas kredit atas nama Jiwasraya sudah dilunasi dan rekening telah ditutup,” ujar dia.

Catatan Kontan.co.id berdasarkan dokumen penyehatan Jiwasraya yang Kontan miliki, pada 6 September 2018, Menteri BUMN saat itu Rini Soemarno menyetujui adanya penarikan fasilitas kredit BNI beragun aset Jiwasraya berupa surat berharga pemerintah dan korporasi senilai Rp 242,3 miliar.

Hanya saja, kepada Kontan (19/12/2019), Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan menyatakan, total fasilitas kredit kepada Jiwasraya di BNI sudah menurun.

Baca juga: Jokowi soal Jiwasraya: Perlu Proses yang Agak Panjang

Dalam catatannya, posisi terakhir hanya tersisa Rp 130 miliar dari total Rp 242,3 miliar. Dana tersebut sebelumnya dipakai untuk membantu likuiditas Jiwasraya.

"Sejauh ini kewajiban dapat dipenuhi tepat waktu," ujar Putrama, Kamis (19/12/2019).

Selain di BNI, Jiwasraya juga memiliki utang di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Berdasarkan dokumen surat menyurat yang KONTAN miliki, pada 6 September 2018, Menteri BUMN saat itu menyetujui transaksi repo Jiwasraya atas aset investasi berupa surat berharga pemerintah dan korporasi dengan indikatif proceed sekitar Rp 1,38 triliun (repo BRI) dan Rp 379 miliar (repo BTN).

Direktur Keuangan dan Tresusi BTN Nixon L.P. Napitupulu bilang, fasilitas repo yang diberikan untuk Jiwasraya memiliki underlying asset berupa obligasi yang diagunkan.

Baca juga: Pemerintah: Tarif Listrik Non Subsidi Tak Akan Naik Hingga Maret 2020

Hanya Nixon enggan menyebut penerbit obligasi yang direpokan Jiwasaraya itu. Yang jelas, itu adalah surat utang terbitan perusahaan pelat merah dengan peringkat beragam dari A sampai AAA.

Kontan mencatat, BTN tercatat memiliki perjanjian repo Rp 379 miliar dan fasilitas kredit senilai Rp 200 miliar. Nixon mengaku seluruh pinjaman tersebut masih dalam status aman.

"BTN sudah melakukan pencadangan dengan rasio hingga 200 persen," ujar Nixon, Kamis (19/12/2019).

Kontan sudah berusaha meng-update perkembangan tagihan dua bank milik negara ke manajemen bank-bank BTN dan BRI, hanya sampai tulisan ini di-uplod, pesan pendek Kontan belum berbalas jawaban. (Titis Nurdiana)

Baca juga: Bagaimana Cara Urus Arsip Hilang dan Hanyut Karena Banjir?

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Jiwasraya lunasi utang di BNI, bagaimana utang di BRI dan BTN?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com