Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Order Membludak Imbas Banjir, Pengusaha Laundry Kewalahan

Kompas.com - 03/01/2020, 11:35 WIB
Muhammad Idris,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas banjir yang menerjang Jakarta dan sekitarnya membuat permintaan jasa binatu alias laundry meningkat tajam.

Ini karena para korban banjir lebih memilih menggunakan jasa laundry ketimbang mencuci baju sendiri setelah banjir surut.

Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI), Apik Primadya, tak menapik jika ada lonjakan permintaan jasa laundry pasca banjir yang menggenang sejumlah kawasan di Jabodetabek.

"Kalau order memang lumayan ya dampaknya bagi laundry, membludak (permintaan) cucian, luar biasa (kenaikannya). Kebetulan posisi saya di luar kota, tapi kabar dari teman-teman asosiasi maupun di tempat usaha laundry saya sendiri, naiknya sampai di atas 40 persen," kata Apik kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Kenaikan tersebut, sambungnya, di luar kenaikan permintaan jasa cuci baju di luar musim libur Natal dan tahun baru, dimana musim tersebut permintaan jasa binatu sedang tinggi-tingginya.

Diungkapkannya, lonjakan permintaan jasa laundry relatif merata di Jabodetabek.

Meski permintaannya naik drastis, tak semuanya bisa dilayani. Menurutnya, sejumlah tempat usaha binatu juga banyak yang ikut terendam banjir.

Baca juga: Mengintip Sukses Singapura Naturalisasi Sungai Atasi Banjir

"Laporan dari teman-teman asosiasi, banyak juga tempat cuci yang terendam banjir seperti di Duri Kosambi dan tempat lainnya, itu kendalanya," jelas Apik.

Selain itu, pihaknya juga mencoba membantu korban banjir dengan harga khusus guna meringankan beban warga terdampak.

"Ini inisiatif teman-teman laundry bantu warga korban banjir. Ada harga khusus kita kasih diskon 50 persen di beberapa tempat," ujar Apik

"Bahkan dalam waktu dekat, kita rencana mau siapkan loundry mobile kiat kerja sama dengan beberapa vendor pembersih. Kita sediakan mesin cuci self service mobile. Itu buat bantu banjir di musim puncak penghujan, tapi banjirnya malah datang duluan," tambahnya.

Titik banjir

Lebih dari 31.000 warga di Jakarta mengungsi karena rumahnya terendam banjir. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, ada 31.232 warga yang mengungsi di 269 lokasi pengungsian.

"Data tersebut data pukul 19.00, tanggal 1 Januari 2020. Saat ini masih update data," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta M Ridwan.

Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga masih terus memperbarui data lokasi yang terendam banjir.

Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat tujuh kelurahan dari empat kecamatan di Jakarta dilaporkan terendam banjir.

Baca juga: Permintaan Klaim Asuransi Mobil Melonjak Gara-gara Banjir

Ketujuh kelurahan itu tersebar di Jakarta Pusat, Selatan, Utara dan mayoritas Jakarta Timur. Ketujuhnya adalah Kelurahan Makasar, Kelurahan Pinang Ranti, Halim Perdana Kusuma, Kampung Melayu, Rorotan.

Kemudian Rawa Buaya, dan Manggarai Selatan. Selain di Jakarta, banjir juga melanda sejumlah titik di Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Lebak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com