Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi 6 Negara Asia Ini Diramal Bakal Melesat di 2020, Adakah Indonesia?

Kompas.com - 04/01/2020, 19:41 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Forbes

NEW YORK, KOMPAS.com - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berimbas pada perlambatan pertumbuhan perdagangan global turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang Asia.

Bank Pembangunan Asia (ADB) pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia menjadi 5,5 persen untuk 45 negara berkembang di Asia termasuk China dan India pada tahun 2020.


Seperti dikutip dari Forbes, ADB menyatakan bahwa ketegangan perdagangan yang terjadi secara berkepanjangan menjadi risiko utama dalam outlook pertumbuhan kawasan tersebut. Namun, beberapa negara bakal tumbuh secara pesat tahun ini.

Baca juga: Dua Jurus Jokowi untuk Wujudkan Mimpi Indonesia Jadi Negara Maju di 2045

Berikut negara-negara berkembang kawasan Asia yang diperkirakan bakal tumbuh pesat di 2020:

1. Bangladesh

Produk Domestik Bruto (PDB) Bangladesh diperkirakan bakal tumbuh 8 persen disokong dengan peningkatan investasi asing untuk industri produk tekstil berbiaya murah, seperti garmen dan sepatu. Negara tersebut sejak 2011 telah tumbuh di kisaran 6 persen. Upah buruh yang hanya sebesar 101 dollar AS per bulan menjadi faktor pendorong derasnya investasi asing masuk ke negara tersebut.

Ekonom Asia Pasifik dari IHS Market Rajiv Biswas menyatakan, permintaan domestik dan standar hidup yang lebih tinggi turut menjadi faktor lain yang mendorong ekonomi negara Asia Selatan tersebut.

Pada paruh pertama 2019, investasi asing langsung (FDI) di Bangladesh tumbuh sebesar 19,5 persen menjadi 1,7 miliar dollar AS dengan kian meningkatnya kemudahan dalam melakukan usaha (ease of doing business/EoDB) di negara tersebut.

2. India

India seharusnya mampu tumbuh di kisaran 7,2 persen di 2020 untuk mendukung target mereka sebagai negara industri manufaktur seperti produk-produk elektronik.

Adapun besaran pertumbuhan tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2016 yang mencapai 8,17 persen dan merupakan yang terendah dalam dua tahun terakhir.

Hal tersebut disebabkan menurunnya output dari delapan industri inti yang beberapa di antaranya juga tak didukung oleh pinjaman modal atau kredit dari perbankan.

Hal tersebut bakal membuat India untuk tumbuh lebih tinggi di 2020. Namun demikian, bank sentral setempat telah menawarkan stimulus moneter serta pemangkasan pajak tahun ini untuk memberi kelonggaran kepada dunia usaha.

Baca juga: Ini 10 Negara dengan Pertumbuhan Pendapatan Freelance Terpesat

3. Tajikistan

Tajikistan diperkirakan akan tumbuh hingga 7 persen. Negara yang sebelumnya merupakan bagian dari Uni Soviet tersebut mendapatkan dorongan pertumbuhan dari industri tambang emas dan perak serta produksi besi juga remitansi dari jutaan warga negaranya yang tinggal di luar negeri.

Halaman:
Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com