Seperti diberitakan Harian Kompas, 17 januari 2016, ambisi China di Laut China Selatan itu ditandai dengan pembangunan pulau buatan di atas sejumlah gugusan karang di Kepulauan Spratly, yang mereka klaim sebagai wilayah kedaulatan Tiongkok.
China menempatkan Laut China Selatan, terutama Kepulauan Paracel dan Spratly yang menjadi sengketa, sebagai lapis pertahanan pertama mereka di lautan.
Langkah itu tentu membuat gerah sejumlah negara. Vietnam dan Filipina secara terbuka memprotes pembangunan pulau buatan di Spratly.
Amerika Serikat bahkan mengirim USS Lassen, kapal perusak berpeluru kendali, mendekati Subi, gugusan karang yang saat ini telah dijadikan pulau buatan oleh China, untuk memastikan kebebasan navigasi di kawasan itu tetap berlaku.
Namun, China justru menyebut kehadiran kapal Angkatan Laut AS itu provokatif. Tiongkok mengabaikan protes Vietnam dan gugatan Filipina. Beijing bahkan mengundang sejumlah investor swasta untuk membangun infrastruktur di pulau-pulau buatan itu.
Baca juga: Susi, Natuna, hingga Munculnya Hastag NatunaBukanNacina di Linimasa Twitter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.