Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Perseteruan Lama Susi Vs China di Insiden Kapal Kway Fey

Kompas.com - 06/01/2020, 16:47 WIB
Muhammad Idris,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada yang menyangka, sebuah insiden di perairan Natuna Utara pada Sabtu siang, 19 Maret 2016, berujung pada memanasnya hubungan diplomatik Indonesia-China

Saat itu, Kapal Pengawas Hiu 11 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan mendapati dalam radar sebuah kapal mencurigakan di koordinat 05°05,866’ Utara 109°07, 046’ Timur.

Perburuan langsung dilakukan terhadap kapal yang belakangan memiliki nama lambung Kway Fey 10078 dengan berat 200 gros ton yang terindikasi melakukan pencurian ikan.

Sadar dikejar, kapal motor berbendera China ini kabur. Insiden terjadi sewaktu aparat pengawas KKP memberikan tembakan peringatan ke KM Kway Fey 10078. Kapal itu tidak mau berhenti dan berusaha melarikan diri dengan berlayar zig-zag sehingga terjadi tabrakan dengan KP Hiu 11.

Setelah tabrakan, tiga personel KP Hiu 11 melompat ke kapal KM Kway Fey 10078, kemudian memindahkan delapan anak buah kapal (ABK) tersebut ke KP Hiu 11.

Namun, dalam perjalanan menggiring kapal ilegal itu untuk pemeriksaan, masalah baru datang. Sebuah kapal patroli China 310 Nanfeng asal berbobot sekitar 1.000 GT yang mengejar dan menabrak kapal ikan yang ditarik tersebut.

Baca juga: Selama Jadi Menteri, Berapa Kapal China Ditenggelamkan Susi?

Kapal KM Kway Fey 10078 rusak akibat ditabrak kapal patroli bersenjata itu, sehingga tiga personel KP Hiu 11 yang berada di kapal ikan itu memutuskan kembali ke KP Hiu 11 dan meninggalkan kapal ikan ilegal tersebut. Akibatnya, kapal ikan ilegal lepas dari pengejaran aparat dan ditarik kapal patroli China.

Diberitakan Harian Kompas, 22 Maret 2016, insiden di tengah Laut Natuna ini membuat Indonesia berang. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan Beijing melanggar tiga hal dalam insiden Kwey Fey. Oleh karena itu, Jakarta memprotes tiga hal kepada Beijing.

Pertama, Indonesia mengajukan protes terhadap pelanggaran atas hak berdaulat atau yurisdiksi Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen Indonesia.

Kedua, pelanggaran terhadap upaya penegakan hukum oleh aparat Indonesia di wilayah ZEE dan Landas Kontinen Indonesia. Pelanggaran ketiga adalah terhadap kedaulatan laut teritorial Indonesia.

Protes itu disampaikan kepada Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Jakarta yang dipanggil Retno, beberapa hari setelahnya.

Bersamaan dengan pemanggilan itu, tersiar kabar panas dari Beijing. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menegaskan KM Kwey Fey tidak masuk perairan Indonesia.

Kapal itu dinyatakan tengah berada di 'kawasan pemancingan tradisional' China. Bahkan, seperti dilansir Reuters, Hua menyebut kapal bersenjata Indonesia menyerang dan menyandera awak kapal ikan Tiongkok. Hua meminta Indonesia melepaskan awak Kwey Fey.

Susi marah

Sementara dari Jakarta, reaksi panas sudah lebih dahulu ditunjukkan Menteri Susi Pudjiastuti. Insiden Kwey Fey menambah daftar pemicu kemarahan Menteri Susi terhadap Beijing.

Sebelumnya, pada akhir 2015, sembilan kapal ikan yang tengah ditahan di Timika dilarikan 39 ABK berkebangsaan Tiongkok. Kapal-kapal yang sebelumnya berbendera Tiongkok itu masuk daftar kapal yang akan diledakkan karena dinyatakan melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com