Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Konflik Susi Vs Kapal Maling Ikan China

Kompas.com - 06/01/2020, 18:33 WIB
Muhammad Idris,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat masih menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti beberapa kali berurusan dengan kapal-kapal ikan asal China yang melanggar di perairan Indonesia.

Pemilik maskapai Susi Air ini jadi salah satu pihak yang cukup lantang agar pemerintah Indonesia bersikap tegas pada China di Laut Natuna Utara.

Menurutnya, pemerintah harus bersikap tegas pada China yang jelas-jelas melanggar kedaulatan Indonesia. Dia menyebut, perlu ada pemisahan tegas antara hubungan negara sahabat, investasi, dan pencurian ikan.

Berikut beberapa insiden yang melibatkan kapal nelayan asal China di era Menteri KKP Susi Pudjiastuti.

1. Hilangnya sembilan kapal China

Pada akhir 2015, sembilan kapal ikan yang tengah ditahan di Timika dilarikan 39 ABK berkebangsaan China. Kapal-kapal yang sebelumnya berbendera China itu masuk daftar kapal yang akan diledakkan karena dinyatakan melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.

Diberitakan Kompas.com, 15 Januari 2016, sembilan kapal ikan pelaku illegal fishing yang dilarikan ABK asal China terpantau di beberapa lokasi.

Saat itu, Susi menyebutkan berdasarkan hasil pantauan Automatic Identification System (AIS), beberapa hari setelah dibawa kabur, 7 perahu sudah berada di Samudra Pasifik mengarah ke utara laut Filipina.

Sementara itu satu kapal lainnya terdeteksi masih berada di Pulau Karkar Papua Nugini dan satu kapal lainnya tidak terdeteksi oleh radar.

Baca juga: Ini Posisi Terakhir 9 Eks Kapal Asing yang Lari ke China

"Kalau tidak terdeteksi oleh radar kemungkin sedang dimatikan," ujar Susi kala itu.

Menurut Susi, pihaknya juga mencurigai adanya kapal tanker atau pihak yang menyuplai pasokan BBM untuk sembilan perahu yang melarikan diri itu.

Susi tidak membantah, bahwa untuk melakukan perjalanan sejauh itu, pasti dibutuhkan suplai bahan bakar yang besar.

"Ilegal fishing memang seperti itu ada yang menyuplai. Apalagi, ada kabar kemarin Lamongan sempat kekurangan BBM," ujar dia.

Untuk itu, Susi akan memanggil kembali dubes China untuk Indonesia guna membahas persoalan ini. Walau hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak China sendiri, para ABK membawa kapal ke China ini justru bisa jadi pintu masuk untuk mengusut kasus ini lebih jauh.

Sebelumnya, seperti yang diberitakan sebanyak 9 kapal perikanan eks China dilarikan oleh sejumlah anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan China dari Pelabuhan Pomako, Timika, Papua. Kapal yang memiliki bobot mati rata-rata 300 GT tersebut diketahui dilarikan pada 30 Desember 2015 lalu.

2. Kapal Kway Fey

Dilansir Harian Kompas, 21 Maret 2016, kapal pengawas perikanan Hiu 11 gagal menangkap kapal ikan ilegal KM Kway Fey 10078 asal Tiongkok akibat mengalami insiden. Kapal ilegal berbobot sekitar 200 gros ton tersebut terindikasi dikawal kapal patroli China sewaktu mencuri ikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com