JAKARTA, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin diberitakan akan merevisi waktu kerja menjadi 4 hari per minggu 6 jam dalam sehari.
Namun rupanya, wanita berusia 34 tahun itu menampiknya usai beritanya menjadi viral di beragam media internasional selama sepekan terakhir.
Dikutip Bloomberg, Rabu (8/1/2020), Marin dan pemerintah Finlandia membantah hal tersebut. PM milenial itu mengungkap, gagasan revisi waktu kerja yang lebih singkat itu dia sebut-sebut pada bulan Agustus 2019.
Baca juga: Ada Omnibus Law, Aturan Ketenagakerjaan Akan Lebih Longgar
Namun, pada Agustus 2019 Marin belum diangkat menjadi Perdana Menteri termuda di Finlandia. Asal tahu saja, dia diangkat menjadi Perdana Menteri pada Desember 2019.
"Empat hari dalam seminggu tidak ada dalam agenda dan belum ada kegiatan (mengubah waktu kerja) baru-baru ini," kata pemerintah Finlandia dikutip Bloomberg, Rabu (8/1/2020).
Lebih lanjut, Marin mengangkat topik itu pada bulan Agustus 2019 selama debat panel di acara peringatan 120 tahun Partai Sosial Demokrat, yakni partai yang menaunginya.
Dalam debat panel itu, para pembicara memperhatikan berbagai macam isu, termasuk hari kerja. Kemudian membayangkan jam kerja yang baik di masa depan.
Baca juga: Kerja 4 Hari Seminggu, Produktivitas Karyawan Microsoft Jepang Naik 40 Persen