Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik AS-Iran Memanas, Pertamina Evakuasi Pekerjanya di Irak

Kompas.com - 08/01/2020, 10:27 WIB
Muhammad Idris,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Timur Tengah tengah di ambang peperangan. Iran, lewat Garda Revolusi, menghujani pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Irak dengan puluhan peluru kendali (rudal).

Operasi itu dikatakan merupakan pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh AS pada Jumat (3/1/2020) pekan lalu. Setidaknya, sembilan rudal yang dinamai 'Martir Soleimani' menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, Barat Irak.

Ketegangan yang meningkat membuat Pertamina yang mengoperasikan beberapa sumur minyak di Irak mengevakuasi para pekerjanya, dan menerbangkannya ke Dubai yang dinilai kondusif.

"Pertamina untuk sementara kita menarik para secondee expatriate kita di Irak sementara ditempatkan di Dubai dahulu, dan akan kembali ke Irak segera setelah kondisi lebih kondusif," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman lewat pesan singkatnya kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2020).

Bersama dengan ExxonMobile, Pertamina menjadi mitra untuk mengelola Lapangan West Qurma 1 di Irak. Lapangan ini berada di dekat Basrah, kota terbesar kedua di Irak setelah Baghdad.

Baca juga: Harga Minyak Melambung Pasca Iran Tembakan Rudal ke Markas Militer AS

"Pertamina memiliki asset di Irak di lapangan West Qurna 1, dimana yang bertindak selaku operator di sana adalah Exxon," jelas Usman.

Lapangan West Qurna 1 sendiri memproduksi minyak bumi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph). Sementara kepemilikan Pertamina di ladang tersebut sebesar 10 persen lewat anak usahanya, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP).

Dikatakan Usman, meski situasinya memanas, blok tersebut masih beroperasi normal dan saat ini dijalankan oleh pekerja lokal Irak.

"Saat ini lapangan diawaki oleh staf-staf setempat. Kami tetap berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dan terpilih dalam pengelolaan sumber daya di Irak," terang Usman.

Seperti diberitakan sebelumnya, sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.

Baca juga: Iran Tembakan Rudal ke Markas Militer AS, Rupiah Langsung Melemah

Setidaknya sumber itu menghitung ada sembilan rudal yang menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, barat Irak. Sementara Pentagon menerangkan, serangan juga terjadi di instalasi yang menampung koalisi internasional pimpinan AS di Arbil.

Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman, menyatakan, rudal itu ditembakkan pukul 17.30 waktu AS pada Selasa (7/1/2020).

"Sudah jelas bahwa serangan tersebut berasal dari Iran, dan menargetkan dua pangkalan militer Irak di al-Assad dan Arbil," ujarnya.

Dalam keterangan terpisah, Gedung Putih memaparkan, Presiden Donald Trump sudah diberi tahu dan memantau perkembangannya. Hoffman melanjutkan, saat ini fokus Pentagon adalah menaksir kerusakan yang terjadi akibat serangan rudal di dua markas tersebut.

Dia menerangkan, Washington bakal mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan AS dan sekutunya di Timur Tengah. Disebutkan bahwa pangkalan tersebut sudah memprediksi ada serangan tersebut, dan bersiap selama "berhari-hari".

Baca juga: AS-Iran Kian Memanas, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com