Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Rokok Elektrik Jadi Potensi Baru Serapan Tembakau Lokal

Kompas.com - 08/01/2020, 13:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri rokok elektrik dipandang bisa menjadi potensi baru serapan produk tembakau dalam negeri.

Sebab, salah satu tantangan yang selalu dihadapi oleh petani tembakau dalam negeri adalah serapan hasil panen tembakau yang terkadang mengalami penurunan.

Menurut Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), hal ini disebabkan banyak hal, dari hasil panen yang tidak memenuhi standar hingga kenaikan tarif cukai rokok. Permasalahan ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi ribuan petani tembakau dalam negeri.

Baca juga: Asosiasi: Industri Rokok Elektrik RI Sudah Punya Ribuan Pengecer

Namun, munculnya produk hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan tersebut. Industri baru yang sedang bertumbuh ini dapat membantu menyerap hasil tembakau dalam negeri.

Pasalnya, produk HPTL yang beredar di pasaran seperti rokok elektrik (liquid vape), produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco product), snus, dan nikotin tempel mengandung nikotin yang berasal dari tanaman tembakau.

Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Eko Prio menjelaskan, produk rokok elektrik di Indonesia terus berkembang. Salah satunya karena banyak perokok yang ingin beralih produk tembakau alternatif.

"Industri HPTL di Indonesia berpeluang untuk mendongkrak penyerapan tembakau petani lokal," kata Eko dalam keterangannya, Rabu (8/1/2020).

Baca juga: Pengguna Rokok Elektrik Bertambah, Pemerintah Berharap Bisa Kutip Cukai Rp 2 T

Sejauh ini, pengusaha rokok elektrik terus berupaya meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam produksi cairan rokok elektrik.

"Salah satu upayanya adalah bekerja sama dengan petani tembakau dan industri lain untuk mengekstraksi tembakau lokal menjadi nikotin cair. Dengan begitu, para pengusaha rokok elektrik di Indonesia dapat menekan impor nikotin cair dan meningkatkan penggunaan bahan baku dalam negeri,” kata Eko.

Menurut dia, nikotin cair hasil ektraksi juga berpotensi untuk merambah pasar ekspor. Adapun saat ini produsen terbesar produk nikotin cair adalah China dan India.

“Potensi ekspor cairan nikotin terbuka lebar. Jika terus dikembangkan dan didukung pemerintah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pemasuk cairan nikotin dunia," terang Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com