Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Natuna, Luhut Sebut Kapal Asing Masuk ke ZEE yang Dianggap Sengketa

Kompas.com - 08/01/2020, 16:16 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang berada di perairan Kabupaten Natuna bagian utara, Kepulauan Riau.

Kawasan tersebu disinyalir sebagai zona rawan karena banyaknya kapal asing yang masuk. Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan justru menepis dugaan tersebut.

Menurut Luhut, kapal asing masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang disengketakan.

"Ah enggak ada urusan. Mereka enggak masuk ke situ-situ. Mereka enggak masuk ke teritori kita, masih ke ZEE yang dianggap bersengketa juga. Tapi kalau ke ZEE atau ke teritori (utara) kita belum ada masuk (kapal asing)," ujarnya ditemui di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Baca juga: Lindungi Nelayan, Pemerintah Bakal Bangun SKPT Natuna Bagian Utara

Adapun saat ini seluruh stakeholder yang terlibat mulai mempersiapkan pembangunan fasilitas yang akan dibangun di Natuna bagian utara.

Termasuk PT Pertamina (Persero) yang juga akan berada di tengah laut perairan Natuna tersebut.

Hal ini mengacu dari keinginan pemerintah memenuhi kebutuhan para nelayan yang ada di sana. Sebab, nelayan kesulitan pasokan BBM dan juga membutuhkan lemari pendingin (cold storage) untuk penyimpanan tangkapan ikan di Natuna.

Di samping itu, pengawasan serta keamanan di perairan Natuna bagian utara juga akan diperketat agar kapal asing asal China maupun Vietnam tak lagi mengklaim teritorial tersebut.

"Kita mengulang lagi desain Pulau Natuna untuk pangkalan kapal ikan kita masuk di Natuna. Dulu kan sudah dibuat tapi kan enggak tuntas, kemudian letaknya itu di selatan kita mau letaknya di utara. Kapalnya kita mau usulkan di atas 30 GT. Lalu tanker dari Pertamina sudah dapat. Dengan demikian, mereka di tengah laut. Patrolinya juga kita buat semua," jelas Luhut.

Baca juga: Tanpa Natuna, Singapura Gelap Gulita

Sementara, adanya 120 nelayan yang ditempatkan di perairan Natuna untuk membuktikan keberadaan mereka di zona yang diklaim China, menurut mantan Komandan Group 3 Kopassus ini justru bukan hal yang baru.

"Semua dari dulu sudah begitu, sudah lama di-plan begitu, bukan hal baru. Hanya eksekusinya terlambat karena tempat ikannya (belum siap)," ucapnya.

Adapun Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mendatangi Kabupaten Natuna untuk mengunjungi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Selat Lampa, Kepulauan Riau.

Saat kunjungan itu, Edhy menjanjikan sejumlah hal kepada nelayan Natuna. Ini termasuk membangun cold storage atau tempat pengolahan ikan di Natuna.

"Dan meningkatkan kapasitas kapal (nelayan) untuk melaut," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Kepulauan Riau, Selasa (7/1/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com