Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Produsen Senjata Asia Melonjak Pasca Serangan Rudal Iran

Kompas.com - 08/01/2020, 17:38 WIB
Muhammad Idris,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Memanasnya tensi di kawasan Teluk Persia rupanya direspon positif perusahaan-perusahaan pembuat senjata global. Saham-saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan sangat signifikan.

Dilansir dari CNBC, sejumlah salam produsen peralatan militer naik pesat pada perdagangan Rabu (8/1/2020).

Sebagian perusahaan, bahkan kenaikannya melebihi 20 persen pasca serangan peluru kendali (rudal) Iran ke pangkalan militer AS dan sekutunya di Irak.

Pabrikan kapal perang dan radar asal Korea Selatan, Victek, sahamnya langsung melonjak hingga 26 persen beberapa saat setelah pembukaan perdagangan di pagi hari.

Perusahaan lainnya, Hanil Forging Industrial, melompat lebih dari 21 persen. Perusahaan Korsel lain, Speco, juga mengalami kenaikan saham 18 persen.

Setali tiga, di Jepang, perusahaan pembuat ranjau darat Ishikawa Seisakusho, sahamnya naik 24 persen. Kemudian Tokyo Keiki yang memiliki pengalaman membuat sistem navigasi untuk keperluan militer sahamnya melonjak 13 persen.

Baca juga: 10 Perusahaan yang Untung Gede karena Perang, dari AS Mendominasi

Perusahaan Jepang lainnya yang menikmati kenaikan saham tinggi yakni Howa Machinery. Pembuat senjata riffle dan mortar ini mengalami lonjakan saham hingga 16 persen.

Kenaikan saham juga dialami pabrikan senjata asal China. Beberapa perusahaan sahamnya naik dalam batas maksimum harian 10 persen. Mereka adalah Anhui Great Wall Military Industry, Linzhou Heavy Machinery Group, Tianjin Motor Dies, dan Aerospace CH UAV.

Pergerakan saham di luar kebiasaan ini terjadi setelah pemberitaan penyerangan Iran ke dua fasilitas militer AS di Al-Assad dan Irbil, Irak.

"Kami tidak mencari perang, tapi kami akan mempertahankan diri melawai setiap agresi," ucap Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

Operasi itu dikatakan merupakan pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh AS pada Jumat (3/1/2020) pekan lalu. Setidaknya, sembilan rudal yang dinamai 'Martir Soleimani' menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, Barat Irak.

Saat saham-saham perusahaan pembuat senjata naik, sebaliknya di sisi lain tensi yang panas di Timur Tengah membuat pergerakan indeks saham bursa global melemah.

Memanasnya hubungan AS dan Iran juga membuat harga minyak mentah dan emas mengalami kenaikan tajam.

Sebagai informasi, 100 produsen senjata dan kontraktor militer terbesar di dunia mengalami peningkatan penjualan global tahun 2018 lalu.

Total penjualan senjata mencapai 420 miliar dolar AS, atau naik sekitar 4,6% dibandingkan tahun 2017. Studi terbaru, angkanya bahkan melonjak 47 persen dibandingkan tahun 2002, tepat setahun sebelum AS menginvasi Irak, tetangga Iran.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Harga Minyak jika Pecah Perang AS-Iran?

SIPRI juga melaporkan bahwa pengeluaran belanja persenjataan global mencapai titik tertinggi tahun 2018 sejak berakhirnya Perang Dingin. Peningkatan itu dipicu oleh langkah AS dan China, dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, yang terus meningkatkan kekuatan militernya.

Anggaran militer AS tahun lalu naik 4,6 persen mencapai 649 miliar dollar AS. Anggaran ini sama dengan 36 persen total anggaran militer global. Adapun anggaran belanja pertahanan China naik 5 persen, mencapai 250 miliar dollar AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com