Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Balas Rudal Iran, Trump Siapkan Sanksi Ekonomi Lebih Berat

Kompas.com - 09/01/2020, 18:14 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tak akan merespon serangan rudal Iran dengan kekuatan militer. Selain itu, menurutnya, gempuran lusinan rudal tersebut tak menimbulkan korban jiwa di pihaknya.

Dilansir Reuters, Kamis (9/1/2020), Trump menegaskan akan membalas aksi Iran tersebut dengan sanksi ekonomi yang lebih berat ketimbang sebelumnya.

"Kenyataannya, meski kita memiliki kekuatan dan peralatan militer yang hebat, tidak berarti kita harus menggunakan itu. Kita tidak akan menggunakan itu (kekuatan militer)," kata Trump merespons serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS.

Dia mengatakan, Iran sendiri tampaknya sudah menunjukan sikap menahan diri, dan ini situasi yang juga baik untuk AS.

Kendati begitu, dirinya sudah menegaskan akan menjatuhkan sanksi tambahan pada Iran. Salah satunya dengan sanksi yang bisa membuat Iran bakal kesulitan menjual minyaknya sekaligus melumpuhkan ekonominya.

Selain itu, Trump yang maju menghadapi pemilihan presiden tahun ini juga menuding para presiden pendahulunya menyeret AS ke dalam perang di kawasan tersebut yang dinilainya hanya merugikan negara.

Baca juga: Puluhan Tahun Diembargo AS, Bagaimana Ekonomi Iran?

Pernyataan Trump tersebut diungkapkannya hanya beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, mengumumkan kalau serangan rudal ke pangkalan militer AS sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.

Sebelumnya, Zarif menyatakan kalau Iran tidak mencari peperangan, tetapi hanya membela diri dari setiap agresi .

Sementara pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei menyebut serangan rudal Iran sebagai 'tamparan di wajah' untuk AS, sekaligus untuk menunjukkan tekad Iran mengusir pasukan AS keluar dari Irak.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang sumber keamanan kepada AFP mengatakan, serangan rudal Iran itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.

Setidaknya sumber itu menghitung ada sembilan rudal yang menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, barat Irak. Sementara Pentagon menerangkan, serangan juga terjadi di instalasi yang menampung koalisi internasional pimpinan AS di Arbil.

Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman, menyatakan, rudal itu ditembakkan pukul 17.30 waktu AS pada Selasa (7/1/2020).

"Sudah jelas bahwa serangan tersebut berasal dari Iran, dan menargetkan dua pangkalan militer Irak di al-Assad dan Arbil," ujarnya.

Dia menerangkan, Washington bakal mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan AS dan sekutunya di Timur Tengah. Disebutkan bahwa pangkalan tersebut sudah memprediksi ada serangan tersebut, dan bersiap selama "berhari-hari".

Baca juga: Analis: Harga Minyak Bisa Naik ke 100 Dollar AS Per Barrel jika Iran Blokir Selat Hormuz

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com