Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Eksternal Sebabkan Rupiah Melemah Tipis

Kompas.com - 14/01/2020, 17:16 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot pada Selasa (14/1/2020) kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg rupiah ditutup pada level Rp 13.680 per dollar AS. Rupiah melemah 8 poin atau 0,05 persen dibanding penutupan Senin Rp 13.672 per dollar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal yang menunjukkan aura perdamaian antara AS dan China yang memicu optimisme pasar.

"Aura damai dagang AS-China yang kian terasa menjadi faktor yang memantik oftimisme pasar. China dan AS bersiap untuk menandatangani gencatan senjata dalam perselisihan tarif selama 18 bulan," kata Ibrahim.

Baca juga: Rupiah Kembali Menguat, Ini Penopangnya

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa terjemahan bahasa Mandarin dari perjanjian itu hampir selesai dan akan dipublikasikan pada hari Rabu (15/1/2020).

Sementara, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa Beijing telah berjanji untuk membeli produk pertanian AS senilai 40 miliar dollar AS sampai dengan 50 miliar dollar AS setiap tahun, dengan total 200 miliar barang AS selama dua tahun ke depan.

"Dua hari sebelum penandatanganan kesepakatan, AS mengahapus China sebagai manipulator mata uang, lebih lanjut ini juga mengurangi ketegangan antara kedua negara," ungkap Ibrahim.

China melaporkan, ekspornya naik untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir yakni pada bulan Desember, sementara impor juga melampaui ekspektasi.

Baca juga: Rupiah Terus Menguat, BI Belum Akan Intervensi

Dari faktor internal, data ekonomi global membaik pasca rencana penandatanganan perang dagang antara AS dan China membuat pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang stabil.

"Bank Indonesia tidak lagi melakukan intervensi baik dengan cara menurunkan suku bunga atau transaksi dipasar valas maupun obligasi di perdagangan DNDF, tetapi terus melakukan pengawasan terhadap pasar sewaktu-waktu apabila ada gejolak secara mendadak, BI kembali akan masuk ke pasar," ujarnya.

Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2019 diperkirakan kembali membukukan defisit.

"Namun sepertinya defisit neraca perdagangan tidak akan separah bulan sebelumnya," jelasnya.

Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat Signifikan ke Rp 13.680 Per Dollar AS

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode Desember 2019 pada esok hari.

Ibrahim memproyeksikan ekspor masih akan mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 1,9 persen secara year-on-year (YoY). Sementara impor juga terkontraksi 4,4 persen YoY dan neraca perdagangan defisit 456,5 juta dollar AS.

"Kalau memang neraca perdagangan sesuai dengan ekspektasi yang ada, maka rupiah akan kembali menguat dalam perdagangan besok," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com