Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih Produk Asuransi, Pastikan Pertimbangan-pertimbangan Ini

Kompas.com - 15/01/2020, 11:17 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat tengah mengikuti perkembangan kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Ini karena ada triliunan dana masyarakat yang tidak bisa kembali karena masalah gagal investasi.

Dari kasus tersebut, tentu ada pelajaran yang bisa diambil, terutama dalam memilih produk asuransi.

Pengamat asuransi dan pengajar Sekolah Tinggi Asuransi Trisakti, Azuarini Diah Parwati berpendapat, memilih produk asuransi harus mengetahui manfaatnya.

Selain itu, sebelum memastikan memilih produk asuransi tersebut, tentu saja harus melihat badan hukum serta aturan hukum dalam perjanjian polis.

"Pastikan penjual asuransi adalah agen berlisensi yang dikeluarkan oleh asosiasi asuransi terkait," katanya kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Pak Erick, Pemerintah Punya 7 BUMN Asuransi Lho

Dia menyarankan, agar tak lupa untuk mengulas produk asuransi yang ditawarkan melalui situs resmi perusahaan. Telusuri pula pemberitaan mengenai perusahaan asuransi tersebut agar tidak terjebak dalam keuntungan yang ditawarkan.

"Kenali perusahaan asuransi yang menawarkan produk," ujarnya.

Biasanya dalam produk asuransi terdapat berbagai macam jenis pilihan manfaat. Dari pilihan tersebut ada baiknya si calon nasabah untuk mempertimbangkan betul sesuai dengan kebutuhan. Sekaligus menyesuaikan dengan anggaran.


"Kenali kebutuhan dan kemampuan Anda terlebih dahulu dengan cara memahami premi asuransi yang ditawarkan dan cara memilih sesuai kebutuhan," katanya.

Kendati ketika ada satu produk asuransi yang telah ditawarkan, masyarakat jangan langsung menetapkan pada satu pilihan saja.

Azuarini kembali menyarankan, agar membandingkan satu produk asuransi dengan produk sejenis lainnya namun berbeda perusahaan. Terutama dalam proses ajuan klaim, imbal hasil yang ditawarkan dan banyak lagi.

"Bandingkan produk yang akan dibeli dengan asuransi lain. Baca dan pahami dengan sesakma isi brosur atau isi contoh polisnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com