Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desember 2019, Neraca Dagang RI Defisit 28,2 Juta Dollar AS

Kompas.com - 15/01/2020, 12:18 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kinerja neraca perdagangan di Desember 2019 masih defisit sebesar 28,2 juta dollar AS.

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kinerja neraca perdagangan pada Desember 2018 yang defisit sebesar 1,1 miliar dollar AS.

Nilai defisit tersebut juga jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan November 2019 yang sebesar 1,33 miliar dollar AS.

Baca juga: Neraca Dagang Defisit 1,33 Miliar Dollar AS, Kepala BPS Imbau RI Perlu Hati-hati

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan gejolak harga yang terjadi pada akhir tahun menjadi penyebab utama defisit.

Misalnya saja harga minyak mentah di Indonesia (ICP) yang mengalami kenaikan dari 63,26 dollar AS per barel menjadi 67,18 dollar AS per barel di Desember 2019.

"Ada kenaikan harga minyak yang perlu diantisipasi dengan adanya masalah geopolitik Amerika Serikat dan Iran dan kita perlu waspada," jelas Suhariyanto ketika memberi keterangan kepada awak media di Jakarta, Kamis (15/1/2020).

Lebih lanjut dia menjelaskan, beberapa indikator harga komoditas yang berpengaruh terhadap nilai ekspor dan impor di Indonesia adalah peningkatan harga minyak sawit, karet, timah, tembaga dan emas.

Baca juga: UEA Mau Bangun PLTS Terapung Terbesar ASEAN di Cirata

Untuk minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia mengalami kenaikan harga 16,27 persen, selain itu juga karet mengalami kenaikan harga sebesar 7,35 persen.

"Ini akan memengaruhi nilai ekspor kita karena 11,37 persen ekspor kita didominasi oleh lemak dan minyak hewan nabati," lanjut dia.

Namun demikian, Suhariyanto juga mencatatkan terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti nikel, coklat, batubara, perak dan alumunium.

Baca juga: Analis Ungkap Rekam Jejak Hitam Benny Tjokro di Pasar Saham

Suhariyanto merinci, defisit sebesar 28,2 juta dollar AS berasal dari nilai ekspor Indonesia sebesar 14,47 miliar dollar AS dan impor sebesar 14,5 miliar dollar AS pada Desember 2019.

Suharianto menjelaskan, neraca migas mengalami defisit sebesar 971,3 juta dollar AS dan neraca non migas mencatatkan surplus 943,1 juta dollar AS.

"Ini masih defisit tapi jauh lebih kecil dibanding posisi 2018, kita berharap ekspor akan meningkat ke depan dan impor lebih terkendali sehingga bisa surplus," ujar dia.

Baca juga: Benny Tjokro Masuk Daftar Orang Terkaya RI, Terseret Skandal di BUMN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com