Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Mata Uang Kripto Tak Berdampak di RI, Mengapa?

Kompas.com - 15/01/2020, 19:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga nilai mata uang kripto atau cryptocurrency melonjak akibat ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Gejolak politik tersebut terjadi setelah rudal Iran membombardir pangkalan militer Amerika di Irak, sebagai serangan balasan atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani.

Pakar hukum siber Galang Prayogo mengatakan, berdasarkan catatannya, kenaikan mata uang Kripto cukup tinggi pasca serangan balasan Iran terhadap Amerika, beberapa waktu lalu. Kenaikan mata uang virtual yang cukup tinggi terlihat pada Kripto Litecoin.

Nilai jual Litecoin pada Selasa (14/1/2020) malam menyentuh harga 54,984 dollar AS atau melonjak 10,38 persen.

Baca juga: Amankah Investasi Mata Uang Kripto?

"Ketegangan antara Iran-Amerika tidak hanya mempengaruhi harga jual komoditas emas dan minyak mentah saja. Tapi, juga meningkatkan nilai mata uang virtual atau cryptocurrency," kata Galang dalam keterangannya, Rabu (15/1/2020).

Selama tujuh hari terakhir Litecoin meningkat dan menguat 19,66 persen. Harga telah diperdagangkan di kisaran 43,8353 dollar AS hingga 55,1205 dollar AS.

Namun, kata Galang, kenaikan nilai mata uang virtual tersebut tidak dirasakan di Indonesia. Alasannya, hingga hari ini Indonesia belum mengenal cryptocurrency atau uang virtual sebagai alat tukar.

"Jadi pemerintah tidak mendapat keuntungan apa-apa di tengah melonjaknya nilai cryptocurrency karena ketegangan politik Iran-Amerika. Begitu juga penerimaan pajak," jelas Galang.

Baca juga: Survei: Mayoritas Investor Mata Uang Kripto adalah Milenial

Ia menuturkan pemerintah melalui Bank Indonesia sedang mengkaji pembentukan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital resmi bank sentral. Pembahasan pembentukannya CBDC, bahkan telah dilakukan sejak Agustus tahun lalu.

Galang mendorong pemerintah segera meresmikan CBDC agar bisa menerbitkan mata uang krypto. Menurut dia, semakin cepat pemerintah menerbitkan uang krypto, maka peluang mendapatkan keuntungan dari mata uang virtual tersebut semakin besar.

"Penerapan CBDC memangkas banyak biaya di sistem pembayaran dan mempercepat peningkatan inklusi keuangan masyarakat. Mata uang digital juga telah digunakan seperti di Inggris dan Singapura," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com