Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modernisasi Koperasi, Pemerintah Perlu Gandeng Milenial

Kompas.com - 16/01/2020, 19:49 WIB
Kurniasih Budi

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah serius menjadikan Koperasi dan UMKM sebagai arus utama transformasi ekonomi.

Dalam Rapat Kerja dengan DPD RI pada Selasa (14/1/2020), Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengklaim ia diminta Presiden Jokowi untuk mendorong modernisasi koperasi.

"Modernisasi koperasi dilakukan dengan dua cara, yaitu ada manajemen yang kuat dan profesional, serta mulai mengaplikasi menerapkan teknologi tinggi agar koperasi juga bisa tumbuh, tidak terhalang oleh berbagai persyaratan birokrasi," kata Teten dalam pernyataan tertulis, Kamis (16/1/2020).

Untuk itu, praktisi koperasi milenial dan ekonomi kerakyatan Frans Meroga Panggabean mengatakan siap mendukung pemerintah mewujudkan hal tersebut.

Ia mengatakan masih banyak anak muda yang punya komitmen tinggi bagi kemajuan Koperasi dan UMKM.

"Anak muda profesional dan fasih teknologi digital siap terlibat untuk Koperasi dan UMKM dalam transformasi ekonomi," kata Frans dalam keterangan tertulis.

Koperasi modern

Wakil Ketua Nasari Sentra KUKM itu berkata bahwa contoh koperasi modern pun sudah banyak seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari yang memiliki beberapa PT, dan bergerak di bidang outsourcing, sewa mobil, properti, konstruksi, dan multifinance.

Menurut dia, pelayanan anggota koperasi dengan online system dan teknologi digital pun sudah dilakukan di 45 kantor cabang.

"Alat ukur KPI penilaian kinerja yang profesional juga sudah diterapkan anggota Askopindo," ujar Ketua DPP Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo) itu.

Ia mengatakan ada 3 langkah yang dapat dilakukan guna mewujudkan modernisasi koperasi.

Pertama, ia melanjutkan, pemerintah perlu membentuk Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) untuk koperasi.

"Apalagi kalau digabung juga fungsi sebagai pemeringkat rating investasi UMKM akan sangat efektif dan efisien. Pasti otomatis jadi enforcement bagi Koperasi dan UMKM sehingga berlomba-lomba semakin modern, profesional, dan naik kelas," ujar dia.

Teten MasdukiKOMPAS.com- BUDIYANTO Teten Masduki

Kedua, pemerintah diminta melibatkan koperasi yang sudah besar, modern, dan layak jadi percontohan untuk jadi jangkar program modernisasi koperasi.

Selain itu, koperasi percontohan itu menjadi model pembagian wilayah kerja berdasar daerah mana yang lebih dikuasai dan lebih eksis koperasi jangkar tersebut.

"Menurut riset GORC cukup banyak koperasi yang layak dijadikan koperasi jangkar. KSP Nasari dan Kospin Jasa dengan kredibilitas yang teruji dan jaringan yang luas, sangat layak dipercaya. Juga banyak Credit Union (CU) di Kalimantan dan Indonesia Timur yang modern dan profesional," kata Frans.

Badan usaha kekinian

Ia berpendapat, pemerintah perlu memiliki program gerakan nasional untuk mengkampanyekan koperasi adalah badan usaha yang paling sesuai saat ini.

Dengan begitu, semua elemen bergerak sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan dan menekan ketimpangan sosial.

Gerakan itu bertujuan mengajak generasi milenial gemar berkoperasi, dengan nilai utama kesetaraan dan berbagi.

"Nilai seperti itu kan milenial banget dengan kebersamaannya dan egaliternya. Libatkan organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan yang telah punya jaringan luas dan peduli akan keadilan sosial masyarakat saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com