Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Tak Permasalahkan Dirut Asabri Bantah Dugaan Korupsi

Kompas.com - 17/01/2020, 07:28 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan tak mempermasalahkan bantahan yang dilontarkan oleh Direktur Utama PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) Sonny Widjaja terkait adanya dugaan koruspi.

Namun, pada akhirnya, lanjut Luhut, hasil penyelidikan dari Kejaksaan Agunglah yang mengetahui apakah perseroan tersebut bebas korupsi atau tidaknya.

"Membantah sih boleh-boleh saja. Nanti hasil audit pemeriksaan bisa diperiksa permainan sahamnya, kan enggak bisa lari. Saham akhir tahun nanti gimana," ujarnya ditemui di Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Bos Asabri Ancam Tempuh Jalur Hukum

Dalam rapat koordinasi (rakor) hari ini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo terlihat hadir.

Dalam rakor tersebut, dari penuturan mantan Menko Polhukam, juga bercerita soal polemik korupsi di Asabri. Dan hasilnya baru akan diketahui dalam waktu tak lama lagi.

"Kita lihat (hasil penyelidikannya) beberapa hari ke depan baru bisa final. Tadi Pak Tiko cerita," katanya.

Namun, mengenai adanya penyelewengan dana para nasabah di Asabri, Luhut masih enggan menegaskan.

Baca juga: Dirut Asabri: Uang yang Dikelola Aman, Tak Hilang, dan Tak Dikorupsi!

Hasil penyelidikan jugalah nanti yang akan mengumbar atas dugaan adanya korupsi di tubuh perseroan asuransi yang rata-rata nasabahnya merupakan Perwira TNI.

"Kita belum mau bicara seperti itu. Tapi kalau orang bilang tidak ada, lihat saja nanti investigasi dari proses hukum. Saya kira harus diambil langkah-langkah, apalagi ini milik prajurit ya. Presiden komitmen prajurit enggak akan dirugikan," tuturnya.

Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja membantah kabar mengenai adanya dugaan korupsi di perseroannya. Dia pun meminta kepada para nasabah Asabri tak usah khawatir dengan dana yang selama ini telah disetorkan ke Asabri.

“Kepada seluruh peserta Asabri, baik prajurit TNI, anggota Polri dan seluruh ASN Kemenhan dan Polri, saya tegaskan, saya menjamin bahwa uang kalian yang dikelola di Asabri aman, tidak hilang, dan tidak dikorupsi,” ujar Sonny di Jakarta.

Baca juga: Wamen BUMN Sebut Ada Keterkaitan Kasus Jiwasraya dengan Asabri, Soal Apa?

Dia pun meminta kepada para nasabah agar jangan mudah terprovokasi dengan pemberitaan negatif terkait Asabri.

"Saya tegaskan bahwa berita-berita tersebut adalah berita yang tidak benar. Kepada pihak-pihak yang ingin berbicara tentang Asabri harap menggunakan data dan fakta yang sudah terverifikasi, hentikan pendapat membicarakan yang cenderung tendesius dan menjurus negatif yang mengakibatkan kegaduhan,” katanya.

Sonny mengaku akan menempuh jalur hukum jika masih ada pihak-pihak yang menyebabrkan berita tak benar terkait Asabri.

"Jika hal ini terus berlangsung, maka dengan sangat menyesal, saya akan menempuh jalur hukum. Mari kita sama-sama berpikir jernih dan positif,” ucap dia.

Baca juga: Kementerian BUMN Klaim Potensi Kerugian Kasus Asabri Lebih Kecil dari Jiwasraya

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM Mahfud MD sempat mengatakan ada indikasi korupsi di Asabri dengan total nilai kerugian mencapai Rp 10 triliun.

Tak hanya itu, saham-saham milik PT Asabri mengalami penurunan sepanjang 2019. Bahkan, penurunan harga saham di portofolio milik Asabri terjadi sekitar 90 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com