Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lindungi Lahan Pertanian, Bupati Situbondo Gencarkan Program KOBESSA

Kompas.com - 17/01/2020, 15:29 WIB
Inang Sh ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengatakan, wilayahnya gencar menjalankan program ekonomi kebersamaan (KOBESSA) sebagai komitmen mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

Ia melanjutkan, program KOBESSA adalah bentuk sinergi antara pertanian, peternakan, dan budi daya perikanan dengan memanfaatkan masing-masing limbah guna menyuburkan lahan.

"Melimpahnya limbah di tiga sektor tersebut akan diolah menggunakan teknologi secara tepat, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal melalui dukungan smart farming," kata Dadang dalam keterangan tertulis (17/1/2020).

Baca juga: Petani Cimahi Sudah Bisa Gunakan Kartu Tani, Ini Manfaatnya

Bupati Situbondo juga menegaskan, program penyuburan lahan itu merupakan penerapan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2017 yang menetapkan 30.000 hektar lahan untuk dilindungi secara berkelanjutan.

Kini, program KOBESSA telah berjalan tiga tahun dan akan terus berlanjut dengan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ditargetkan.

Manfaat program KOBESSA

Bupati Dadang turut menjabarkan berbagai manfaat dari program KOBESSA yang langsung dirasakan masyarakat.

"Alhamdulillah manfaat program ini telah dirasakan langsung oleh masyarakat. Yang pertama petani mendapatkan bantuan operasional organik yang terstandar dari pemerintah," kata Dadang.

Biaya produksi petani, lanjut dia, juga dapat ditekan karena adanya subsidi silang pemanfaatan limbah di tiga sektor dan efisiensi biaya karena dikerjakan bersama.

Bahkan, telah muncul industrialisasi baru sarana produksi pertanian melalui modal investasi lokal seperti penangkaran benih padi, pestisida hayati, pupuk organik, dan pakan ternak.

Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim, Kementan Anjurkan Petani Ikut Asuransi Usaha Tani Padi

"Wilayah kami bisa mengendalikan harga komoditas pertanian, peternakan, dan budi daya ikan menjadi satu harga," ujar Bupati Situbondo.

Ia melanjutkan, produk pertanian pascapanen sebagian juga diolah dalam rangka mendukung program kunjungan wisata Situbondo.

“Dengan begitu, produksi tersebut punya nilai tambah guna menunjang bertambahnya ragam jajanan dan oleh-oleh,” kata Dadang.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, program KOBESSA merupakan salah satu lesson learned serta solusi cerdas untuk melindungi lahan pertanian dan pangan berkelanjutan.

Baca juga: Tarik Minat Anak Muda, Kementan Adakan Program Petani Masuk Sekolah

Program tersebut menurut dia juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya para peternak dan petani.

"Program ini dapat mewujudkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, serta menekan inflasi karena biaya produksi bisa ditekan dan produktivitas tinggi," kata Kuntoro.

Kabupaten Situbondo sendiri termasuk di antara 14 kabupaten/kota di Jawa Timur yang sudah memiliki Perda Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com