Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan: Pesatnya Laju Konversi Lahan Ancam Ketahanan Pangan Nasional

Kompas.com - 17/01/2020, 18:13 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Dia pun meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk terlibat dalam mencegah alih fungsi lahan pertanian.

“Kami akan mendorong daerah untuk memiliki pemikiran yang sama. Pencegahan alih fungsi lahan pertanian, bukan hanya tugas Kementerian Pertanian (Kementan) atau pemerintah pusat saja,” ujarnya.

Dia menyebut, pemerintah kabupaten, kota, hingga provinsi harus ikut terlibat.

“Untuk itu, dibutuhkan komitmen yang sama dalam mewujudkannya,” ungkap Rahmat seusai bertemu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Kantor Pusat Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (14/1) siang.

Lebih lanjut, Rahmat mengatakan, laju konversi lahan pertanian perlu dikendalikan sebab lahan merupakan faktor esensial dalam kemajuan pertanian Indonesia.

Pertanian, bagi Rahmat, merupakan ujung tombak dan fondasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Simak Cara Memulai Bisnis di Sektor Pertanian

“Negara kita adalah negara besar. Untuk bisa mewujudkan NKRI yang kuat, maka pertanian kita harus menjadi fondasi yang kuat. Bagaimana kita bisa mewujudkan kedaulatan tentunya dimulai dengan ketahanan pangan,” tandas Rahmat.

Bertani dinilai belum menguntungkan

Pada kesempatan yang sama, Rahmat juga menyebut, meningkatnya laju konversi lahan karena masyarakat belum melihat bertani sebagai usaha yang menguntungkan.

Padahal, lanjutnya, jika dikelola secara profesional, pekerjaan bertani bisa menghasilkan keuntungan yang besar.

“Banyak yang menjual lahan pertaniannya karena menganggap pertanian itu keuntungannya kecil. Sebetulnya keuntungan dari usaha pertanian tidak kalah dengan industri jika dikelola dengan benar,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com