Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Dominasi Pekerjaan di AS, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 17/01/2020, 18:38 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Biro Satistik Pekerja Amerika Serikat (AS) melaporkan, pekerja perempuan menduduki sedikit lebih banyak pekerjaan dibanding dengan pekerja laki-laki. Fenomena tersebut terjadi untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir.

Dikutip dari CNN, Jumat (17/1/2020), perempuan memegang 76,25 juta pekerjaan atau 50,04 persen dari 152,38 juta pekerjaan di AS pada Desember 2019.

Namun demikian, ekonom menilai data tersebut patut untuk mendapatkan perhatian lebih. Sebab, hal tersebut bisa menjadi titik balik di pasar tenaga kerja Amerika Serikat.

Beberapa sektor yang biasanya didominasi oleh laki-laki, seperti manufaktur dan konstruksi, telah melambat dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Merugi, Perusahaan Pemasok Boeing 737 MAX PHK 2.800 Pekerja

Hal itu seiring dengan perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dengan China.

Di sisi lain, pekerjaan di sektor kesehatan yang mempekerjakan lebih banyak perempuan dibanding laki-laki tengah mengalami pertumbuhan.

Di 2019 misalnya, sektor kesehatan telah mempekerjakan 399.000 pekerja. Angka tersebut merupakan yang terbesar di banding sektor lain.

Adapun untuk sektor manufaktur di tahun yang sama hanya mempekerjakan 46.000 pekerja dan konstruksi 151.000 pekerja.

Baca juga: Subsidi Elpiji 3 Kg Dicabut, Pemerintah Akan Bagikan Voucher Gas untuk UMKM

Seiring dengan populasi penduduk AS yang mengalami penuaan, industri kesehatan diprediksi akan terus tumbuh dan membuka potensi-potensi lapangan kerja baru. Sebab, semakin banyak populasi masyarakat tua, dunia kesehatan semakin dibutuhkan.

Peningkatan kebutuhan tenaga kerja dibidang kesehatan ini dinilai bukti perekonomian yang mengarah ke resesi. Hal tersebutlah yang membuat jumlah pekerja perempuan akan terus tumbuh.

Meski 60 persen dokter dan ahli bedah merupakan laki-laki, tenaga kesehatan perempuan masih menjadi mayoritas di industri kesehatan AS secara keseluruhan. Sebanyak 89 persen perawat yang terdaftar adalah perempuan.

Baca juga: Luhut Soal Pencabutan Subsidi Elpiji 3 Kg: Konteksnya Efisiensi

Hal yang sama juga terlihat pada persentase pekerja perempuan sebagai perawat kesehatan rumahan yang mencapai 89 persen. Bidang tersebut saat ini tengah tumbuh pesat di Amerika Serikat.

Adapun pembagian porsi pekerja tersebut tidak merata di semua sektor. Hal tersebut hanya terjadi di beberapa profesi dengan interval yang berbeda.

"Ketika terjadi resesi misalnya, umumnya laki-laki yang kehilangan profesi lebih banyak daripada perempuan," ujar ekonom senior di Economic Policy Institute, Elise Gould.

Baca juga: Cabai Rawit Merah Capai Rp 90.000 Per Kg, Berapa Harga di Petani?

ketika terjadi resesi di perekonomian AS pada krisis keuangan 2008 misalnya, pekerjaan yang berkaitan dengan perumahan adalah yang paling terdampak.

Industri konstruksi yang sebagian besar didominasi laki-laki, kehilangan 2 juta tenaga kerja pada rentang 2006-2011.

Adapun pada 2018, 5,4 persen pekerja perempuan memegang lebih dari satu pekerjaan, sementara laki-laki hanya 4,6 persen. Di sisi lain, perempuan juga cenderung bekerja secara part time dibanding laki-laki.

Baca juga: Subsidi Elpiji 3 Kg Dicabut, Diganti Dana Tunai untuk Warga Miskin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com