Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lifting Migas Pertamina EP 2019 Tidak Capai Target, Ini Alasannya

Kompas.com - 20/01/2020, 15:57 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina EP mencatat realisasi lifting minyak dan gas pada 2019 tidak capai target.

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, realisasi lifting minyak perusahaan pada tahun lalu sebesar 82.179 barel minyak per hari (BOPD).

Angka tersebut meleset dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) sebesar 82.500 BOPD dan target APBN 85.000 BOPD.

"Kemudian untuk lifting gas pencapainya 752 MMFTD, ini pencapaiaannya 97,5 persen WPBN dan 92,5 persen APBN," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Nanag menjelaskan, setidaknya ada enam tantangan yang dihadapi Pertamina EP untuk merealisasikan target lifting migas.

Pertama, optimalisasi harga gas. Menurut Nanang, upaya penyesuaiaan harga gas yang saat ini dinilai terlalu tinggi berdampak terhadap lifting. Hal ini berhubungan dengan proses distribusi yang belum optimal.

Kemudian, Nanang juga menyebutkan bahwa fasilitas produksi yang dimiliki sudah berusia lanjut.

"Sehingga reliabilitasnya di bawah 100 persen. Kami struggle sepanjang 2019, beberapa unplanned shutdown menjadi isu kami," kata dia.

Baca juga: Lifting Migas Tak Capai Target, Ini Kendala-kendalanya

Bukan hanya itu, mayoritas sumur yang dikelola Pertamina EP juga sudah berusia lanjut. Hal ini berdampak terhadap tingginya kadar air pada minyak yang diproduksi.

"Cuma karena kami masih bisa produksi secara ekonomis masih kita lakukan," kata dia.

Lalu, Pertamina EP juga mendapatkan tantangan berkaitan dengan penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Menurut Nanang, saat ini mayoritas lapangan yang dikelola oleh Pertamina EP sudah tidak bisa lagi mengandalkan teknologi primary recovery.

"Rata-rata lapangan kami primary recovery-nya di atas 26 persen untuk minyak. Itu sudah dibilang optimal untuk minyak," katanya.

Pertamina EP juga masih belum menemukan sumur dengan potensi lifting migas yang besar.

Terakhir, Pertamina EP juga masih kerap kali dihadapi dengan tindak pengeboran ilegal. Hal ini bisa terjadi akibat masih adanya beberapa lokasi yang belum dibebaskan lahannya di wilayah operasi Pertamina EP.

"Beberapa kali terjadi kecelakaan kerja sampai ada yang meninggal," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com