Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Susi Pudjiastuti soal Pintarnya Mafia Pencuri Ikan...

Kompas.com - 21/01/2020, 07:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti menceritakan soal pintarnya mafia pencuri ikan ilegal di perairan Indonesia.

Susi bilang, mereka bisa dengan mudah kongkalikong dengan para politisi, PNS, dan aparat penegak hukum sejak dulu, sebelum Susi menjadi menteri. Maraknya pemain ilegal ini membuat tangkapan nelayan berkurang.

"Sebelum tahun 2000 itu, ikan banyak sekali. Ekspor dari wilayah Pangandaran saja 1 minggu 3 kontainer, 30-60 ton gampang sekali. Tahun 2001 hilang, tidak ada lagi ikan semua nyari 1 bulan 1 kontainer, setengah mati," ucap Susi di Jakarta, Senin (20/1/2020).

Baca juga: Susi Pudjiastuti Tak Setuju Rencana Pemerintah Kirim Nelayan Pantura ke Natuna

Susi menuturkan, setelah jadi menteri dia baru tahu kapal asing boleh meregistrasikan diri menjadi berbendera Indonesia pada 2001. Dengan registrasi itu, kapal-kapal asing boleh menangkap ikan di wilayah NKRI, ZEE, bahkan wilayah teritorial.

Akibatnya, nelayan semakin sulit mencari ikan. Tahun 2003 hingga 2013, jumlah rumah tangga nelayan menurun dari sekitar 1,6 juta menjadi 800.000.

Susi menduga, ulah mafia tersebut tak lepas dari kerja sama antara penegak hukum dan tokoh politik.

"Kita tahu kapal ribuan itu kan ada koordinasi dengan penegak hukum kita, PNS kita, tokoh politik kita. Karena muskil kapal asing bisa beroperasi ngambil ikan kita bertahun-tahun tanpa kerjasama," ucap Susi.

Baca juga: Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Hobi Tenggelamkan Kapal, Tapi Saya Pikir Itu Is The Best

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com