Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Startup, Jangan Lupa Pikirkan 2 Hal Ini

Kompas.com - 21/01/2020, 18:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun startup memang tak bisa dibilang mudah. Perlu trik khusus agar startup tersebut berkembang. Apalagi, saat ini banyak pula pendiri startup yang gagal ditengah jalan karena tidak memahami caranya dengan baik.

Founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison mengatakan, ada beberapa hal khusus yang perlu Anda perhatikan dalam membangun dan merawat perusahaan rintisan.

1. Fundamental

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah fundamental yang baik. Fundamental yang baik adalah memulai ide dari permasalahan yang perlu diselesaikan.

Setelah itu, perlu juga diperhatikan minat masyarakat dari produk tersebut. Pastikan masyarakat mau membayar produk yang Anda tawarkan selain menyelesaikan masalah mereka.

"Setelah oke, baru bisa tawarkan suatu jasa yang menyelesaikan problem tersebut sehingga memunculkan solusi yang baru," kata Leontinus di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

2. Jangka panjang

Leontinus menuturkan, fundamental tersebut akan bergantung pada pemilik perusahaan alias perintis startup tersebut. Ada pendiri yang sejak awal berkomitmen meraup untung, ada pula yang melakukan strategi bakar uang.

Baca juga: Komentar JK Soal Start Up Bakar Duit : Mesti Ada Waktu Berakhirnya

Namun yang jelas, pastikan Anda memperhatikan keuntungan jangka panjang (longterm gain) alih-alih keuntungan jangka pendek sehingga perusahaan sulit bertahan lama.

Dia bilang, memperhatikan keuntungan jangka panjang akan berdampak pula pada industri startup yang lebih bertanggung jawab dan tidak lagi sembarangan.

"Menurut saya positif efeknya. Dalam arti, sekarang semua pelaku (stakeholder) di startup, jadi lebih konsen sebetulnya bikin company enggak bisa sembarangan. Story telling untuk growth menurut saya sudah mesti dipikirkan dari sekarang. Ada beberapa hal yang awalnya nice to have, jadi must have," ucap Leontinus.

Apalagi saat ini, perusahaan modal ventura tak lagi hanya melihat valuasi. Lama-lama, perusahaan ventura akan memperhatikan imbal hasil dari suntikan dana yang mereka berikan.

Artinya, perusahaan modal ventura akan lebih selektif mengucurkan dana ke beberapa startup. Alih-alih membagi dana ke dalam sebagian besar perusahaan, lebih baik membagi dana hanya untuk perusahaan dengan strategi yang baik.

"Jadi menurut saya bukan pendanaan berkurang, bukannya enggak mau investasi di Indonesia, bukan. Tapi investor akan cari yang bagus," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com