Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Sewa Kantor Virtual di Sudirman-Thamrin, Berapa Tarifnya?

Kompas.com - 22/01/2020, 19:43 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan mulai mengadopsi tren bekerja di luar kantor. Kemudahan teknologi komunikasi jadi salah satu alasannya selain efisiensi dalam bekerja.

Ekosistem pekerjaan inilah yang mendorong tumbuhnya keberadaan virtual office. Konsep kantor virtual ini mengakomodasi perusahaan yang memang tak terlalu membutuhkan ruang kantor dari segi operasional usaha perusahaan.

Sekjen Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (PERJAKBI) Hadi Nainggolan, mengatakan dari sisi biaya virtual office memang jauh lebih murah ketimbang harus menyewa ruang kantor konvensional.

"Kalau di CBD seperti kawasan Sudirman-Thamrin saja, rata-rata untuk virtual office hanya sekitar Rp 10 juta per tahun," kata Hadi kepada Kompas.com, Rabu (22/1/2020).

"Agak ke pinggir, sekitar TB Simatupang kisaran harga sewa virtual office masih sekitar Rp 7 juta per tahun. Semakin ke pinggiran Jakarta harga sewa Rp 5 juta per tahun," sambungnya.

Baca juga: Tren Virtual Office, Kantornya Karyawan Zaman Now

Menurut dia, perbandingan harga sewa menyewa kantor konvensional dengan virtual office mencapai 8 kali lipat. Ini sebabnya, kantor virtual banyak dicari perusahaan yang baru berdiri.

"Sekarang begini, perbandingan area kantor Simatupang, virtual office hanya bayar Rp 7 juta per tahun. Sementara jika harus sewa ruang kantor konvensional, dia perlu bayar Rp 80 juta untuk sekian meter," jelas Hadi.

"Itu masih ruangan kosong, tambah beli furniture jadi 120 juta. Belum lagi harus diisi dengan karyawan administrasi, satu tahun buat gaji satu orang saja sudah keluar duit Rp 40 juta," tambahnya.

Sementara dengan virtual office, satu kantor bisa dipakai secara bersamaan dengan puluhan perusahaan lain. Penyedia virtual office juga mempekerjakan karyawan untuk pekerjaan administrasi.

"Kalau virtual office nggak ada penguasaan ruangan. Kalau penyedia virtual office punya luas berapa, minimal 150 meter persegi. Itu digunakan bersama-sama," kata Hadi.

Baca juga: Kontroversi Kontraktor Revitalisasi Monas, Proyek Miliaran tapi Kantornya Virtual

Owner virtual office bernama Graha Inspirasi di bilangan Kalimalang, Jakarta Timur ini menjelaskan, banyak perusaah rintisan yang tak cukup memiliki ongkos menyewa ruang kantor.

Menurut dia, tren virtual office akan tumbuh pesat di masa depan seiring banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan. Saat ini saja, PERJAKBI mencatat jumlah virtual office di Indonesia sudah mencapai sekitar 170.000 unit.

Peminat virtual office juga terus mengalami peningkatan. Potensi pengguna virtual office di Indonesia dalam kurun waktu 15 tahun mendatang bisa mencapai 2 juta pengguna.

Perusahaan yang banyak membutuhkan virtual office seperti startup, programmer, developer aplikasi, jasa fotografer, dan industri kreatif lainnya.

Di sisi lain, mereka butuh kantor fisik untuk membantu urusan administrasi seperti surat menyurat, domisili, hingga legalitas badan usaha.

Dalam skemanya, penyedia kantor virtual juga menyediakan resepsionis, penerima telepon, hingga office boy. Virtual office juga menyediakan ruang meeting yang bisa dipakai secara bergantian.

"Banyak pengusaha muda rintis usaha kreatif, modalnya sedikit, dengan virtual office itu sangat membantu, apalagi bagi pengusaha pemula. Saya ibaratkan, kalau dia harus sewa kantor, untung juga belum, tapi harus bayar mahal buat space kantor," ucap dia.

Baca juga: Kantor Pemenang Tender Revitalisasi Monas Jadi Sorotan, Apa Itu Virtual Office?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com