JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki usia yang semakin matang, Anda pasti mulai berpikir untuk berinvestasi melalui saham.
Investasi saham memang tengah diminati banyak orang saat ini. Pasalnya, dengan modal yang tidak banyak Anda akan mendapatkan return yang signifikan dibanding model investasi lain.
Anda hanya perlu menyimpan uang di salah satu emiten dan Anda hanya perlu menunggu berapa keuntungan yang dibuat, baik melalui naiknya harga saham atau bagi dividen.
Baca juga: Beli Saham IPO Selalu Untung? Cek Faktanya
Namun meski terlihat mudah, nyatanya banyak orang justru kehilangan uang di pasar saham. Kerugian ini bisa terjadi diakibatkan oleh hal yang sifatnya sepele.
Mengutip dari investopedia, Kamis (23/1/2020), hindari 5 hal berikut untuk terhindari dari kerugian berinvestasi saham.
Apabila Anda ingin berinvestasi di pasar saham, satu hal mendasar yang perlu diketahui adalah mengenai profil emiten. Bukan hanya nama dan harganya saja, Anda perlu mengetahui bagaimana perusahaan tersebut bergerak, apakah tahun ini akan mencetak profit, dan banyak lagi.
Bahkan, konglomerat asal Amerika Serikat, Warren Buffett selalu mengingatkan kepada investor untuk tidak membeli emiten yang tidak diketahui profilnya.
Hal ini biasanya terjadi apabila saham emiten yang Anda miliki performanya sedang baik. Anda cenderung akan terus membeli saham di emiten tersebut, tanpa memprediksikan pergerakan perusahaan ke depan.
Banyak investor baru tidak sabar untuk mendapatkan cuan. Mereka akan melakukan langkah yang sifatnya instan untuk meraih untung.
Seperti halnya menjual saham yang baru meningkat sedikit harganya di pasar.
Hal ini biasanya terjadi ketika Anda banyak membaca atau mendengar informasi terkait proyeksi pergerakan harga saham ke depan. Anda pun akhirnya memutuskan untuk menunggu dan mengikuti prediksi tersebut.
Namun ternyata, alih-alih mendapat untung, bergantung terhadap momen justru dapat membuat Anda merugi. Pasalnya, pasar saham digerakan oleh berbagai sentimen, dengan demikian akan sulit untuk memprediksi harga saham dalam jangka menengah sampai panjang.
Mungkin ini adalah kesalahan yang paling umum terjadi bagi para investor. Anda membiarkan emosi mengkontrol diri dan melupakan perhitungan yang sudah dilakukan.
Biasanya hal ini terjadi saat Anda melihat harga saham yang merosot. Apabila Anda membiarkan emosi memenuhi diri, Anda pasti akan langsung menjual saham ini.
Padahal, pergerakan saham nantinya bisa kembali positif. Anda hanya perlu melakukan perhitungan matang berdasarkan data perusahaan maupun kondisi eksternal lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.