Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRI: Karyawan Huawei yang Dilarikan ke RS Bukan karena Virus Corona

Kompas.com - 23/01/2020, 17:41 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memastikan bahwa karyawan Huawei yang dilarikan ke rumah sakit karena demam, bukan disebabkan virus corona.

BRI mengatakan, karyawan Huawei yang sedang berkunjung ke kantor Huawei di Gedung BRI tersebut hanya mengalami radang tenggorokan.

"Iya, sudah dipastikan (bukan karena virus corona)," kata Corporate Secretary BRI Hary Purnomo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/1/2020).

Direktur Konsumer BRI Handayani juga menuturkan, Bank BRI telah melakukan koordinasi dengan Huawei terkait kebenaran informasi tersebut.

Baca juga: Waspada Virus Corona, AP I Perketat Pemeriksaan Penumpang

Setelah karyawan yang demam mendapatkan penanganan medis dan hasil diagnosis, karyawan tersebut dipastikan bukan terjangkit virus corona.

"Meluruskan berita saja, Huawei merupakan penyewa atau tenant Gedung BRI 2. Setelah diperiksa dan dibawa ke RS Siloam Semanggi ternyata hasil diagnosisnya adalah radang tenggorokan biasa. Sehingga, berita tentang virus corona tersebut salah," ujar Handayani.

Dia bilang, Bank BRI pun senantiasa akan selalu mengedepankan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Perkantoran bagi para pekerja.

Baca juga: Ada Virus Corona, Seluruh Transportasi Umum ke Wuhan Ditangguhkan

"Bank BRI selalu mengedepankan SMK3 sebagaimana yang tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016," ucap Hary.

Sementara itu, PT Huawei Tech Investment membenarkan bahwa karyawan dari China yang mengunjungi kantor Huawei di Gedung BRI tersebut mengalami demam. Namun, pihaknya segera membawa karyawan itu ke rumah sakit.

"Kami dengan tanggap telah mengantarkan karyawan tersebut segera melakukan pemeriksaan di rumah sakit," ujar pihak Huawei.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN PT Pindad 2020, Cek Formasi dan Syaratnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com