Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Buka-bukaan, Proyek Smelter hingga Berhentinya Aktivitas di Grasberg

Kompas.com - 24/01/2020, 08:40 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

"Sekarang sudah mendekati padat," ujar dia.

Baca juga: Freeport Minta Pemerintah Tarik Investor Demi Serap Tembaga

Setelah proses ini rampung, Freeport akan langsung melakukan konstruksi smelter tembaga. Dengan demikian, proses pembangunan fisik smelter ditargetkan mulai pada semester II tahun ini.

"Kira-kira semester II tahun ini dibuat, 2023 mudah-mudahan selesai," katanya.

Dengan akan beroperasinya smelter, Freeport meminta pemerintah untuk menarik investor asing membangun pabrik yang bisa menyerap lempengan tembaga hasil produksi.

Pasalnya, saat ini Freeport melalui PT Smelting sudah bisa memurnikan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahunnya.

Namun, pabrik-pabrik dalam negeri hanya mampu menyerap 50 persen dari hasil pemurnian tersebut. Sementara sisanya masih diekspor ke luar negeri.

"Jadi Freeport menghasilkan konsentrat, kemudian melalui smelting menghasilkan produk katoda, lempengan katoda. Yang diserap industri (dalam negeri) hanya 50 persen," tutur Riza.

Baca juga: Saat Bos Inalum Analogikan Manajemen Freeport dengan Mohammad Salah

Tidak terserapnya lempengan tembaga Freeport diproyeksi akan semakin meningkat apabila nantinya pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga di Gresik beroperasi.

Sebab, smelter Gresik yang rencananya mulai beroperasi pada tahun 2023 diperhitungkan mampu memproduksi lempengan katoda dengan kapasitas 2 juta ton.

Maka, secara total, smelter-smelter yang dimiliki Freeport akan mampu memproduksi lempengan katoda dengan kapasitas 3 juta ton.

Apabila pemerintah tidak mampu menarik investor dan menambah pelaku industri, maka diyakini lempengan konsentrat yang tidak terserap pelaku usaha dalam negeri akan semakin tinggi.

Baca juga: 2023, MIND ID Targetkan Setoran Dividen Freeport Rp 14 Triliun

Riza menilai hal ini berlawanan dengan visi pemerintah yang ingin fokus mendorong nilai tambah melalui hilirisasi.

"Pemerintah ingin meningkatkan hilirisasi, makanya dibangun smelter kedua. Tapi, ini kan belum ada pabrik-pabrik lagi yang menampung," tuturnya.

Menurut dia, produk dari smelter bukanlah suatu bentuk hilirisasi yang benar. Pasalnya, nilai tambah dari konsentrat ke lempengan tembaga tidak lebih dari 5 persen.

"Tembaga yang kita hasilkan nilai tambahnya sudah 95 persen, kemudian yang dimurnikan jadi 100 persen," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com