Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter, Guru, hingga Arsitek Masih Jadi Pilihan Karier Pelajar SMA Dunia

Kompas.com - 24/01/2020, 11:50 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Generasi muda dinilai tidak cukup kreatif dalam memetakan karier masa depan mereka.

Dilansir dari CNBC, Jumat (24/1/2020), berdasarkan hasil studi Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), sebagian besar anak SMA atau setara bercita-cita untuk menjalnkan profesi yang muncul sejak abad 20.

Doktor, guru, pengacara dan arsitek masih menjadi tujuan karier utama sebagian besar remaja, meski saat ini mulai bermunculan profesi baru terkait ilmu pengetahuan dan teknologi. OECD menilai hal ini bisa memberikan dampak yang cukup besar dalam masa depan dunia kerja.

Baca juga: Agar Karier Lebih Moncer di 2020, Simak 5 Tips Ini

Dalam melakukan riset tersebut, OECD melakukan survei terhadap penduduk usia 15 tahun di 41 negara pada tahun 2018 lalu untuk mengetahui apa yang ingin mereka lakukan dan profesi apa yang diinginkan ketika beranjak dewasa kelak.

Respon mereka kemudian dibandingkan dengan data serupa yang dikumpulkan OECD pada tahun 2000.

Organisasi ekonomi tersebut menemukan hanya terdapat sedikit variasi atas jawaban para remaja tersebut, meski sudah ada perubahan teknologi yang turut mengubah tren pekerjaan dunia.

Nyatanya, terdapat peningkatan jumlah remaja yang menginginkan 10 profesi yang sama dari hasil studi tahun sebelumnya.

Baca juga: Kegagalan di Awal Karier Bisa Membawa Kesuksesan di Masa Depan, Benarkah?

Direktur Pendidikan OECD Andreas Schleicher mengatakan hal tersebut menjadi keprihatinan utama lantaran saat ini masyarakat dunia tengah bergulat dengan perubahan dalam lanskap dunia kerja global.

"Ini benar-benar perlu perhatian, bahwa semakin banyak penduduk muda yang memiliki pekerjaan impian mereka dari daftar kecil dari profesi yang populer, pekerjaan-pekerjaan tradisional, seperti guru, pengacara, atau pimpinan dalam sebuah bisnis," ujar Schleicer.

"Survei tersebut menunjukkan, terlalu banyak remaja yang menghiraukan atau tidak peka dengan jenis pekerjaan masa kini yang berkembang, akibat dari digitalisasi," lanjut dia.

Di dalam laporan tersebut juga ditunjukkan, pelajar di Jerman dan Swiss cukup imajinatif dalam mengutarakan karier impiannya.

Schleicher mengatakan, hal tersebut mencerminkan kondisi pasar kerja di negara-negara tersebut, selain itu juga kekuatan bimbingan karir di kedua negara itu.

Baca juga: Perusahaan Teknologi Dorong Kesetaraan Gender dalam Karier

Dia pun mendesak negara lain untuk mengikuti jejak mereka, juga menyerukan agar sekolah dan guru melakukan hal-hal yang bsia emmastikan anak-anak memahami beragam pekerjaan yang tersedia saat ini.

"Masa depan yang siswa lihat sendiri tidak sesuai dengan masa depan pekerjaan," kata Schleicher.

“Semakin banyak waktu mereka berinvestasi dalam kegiatan dengan tujuan masa depan karier mereka, semakin mereka menyadari pentingnya sekolah,” tambahnya.

Adapun berikut daftar pekerjaan yang diinginkan sebagian besar pelajar SMA di dunia.

Laki-laki

  • Insinyur 7,7 persen
  • Manajer bisnis 6,7 persen
  • Dokter 6 persen
  • Pekerja IT profesional 5,5 persen
  • Olahragawan 4,9 persen
  • Guru 4,6 persen
  • Polisi 4 persen
  • Mekanik kendaraan bermotor 2,8 persen
  • Pengacara 2,4 persen
  • Arsitek 2,2 persen

Baca juga: Bagi Gen Z, Gaji dan Kesuksesan Karier Jadi Prioritas Utama

Perempuan

  • Dokter 15,6 persen
  • Guru 9,4 persen
  • Manajer bisnis 5 persen
  • Pengacara 4,6 persen
  • Perawat/bidan 4,5 persen
  • Psikolog 3,7 persen
  • Desainer 3 persen
  • Dokter hewan 2,8 persen
  • Polisi 2,3 persen
  • Arsitek 2 persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com