Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri Bukukan Laba Rp 27,5 Triliun Sepanjang 2019

Kompas.com - 24/01/2020, 12:54 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan kenaikan laba 9,9 persen menjadi Rp 27,5 triliun hingga akhir 2019.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, capaian laba didukung oleh berbagai segmen, salah satunya pertumbuhan kredit. Secara tahunan (year on year/yoy) Bank Mandiri mencatat kredit konsolidasi tumbuh 10,7 persen mencapai Rp 907,5 triliun.

"Dari kucuran tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp 59,4 triliun, atau naik 8,8 persen dibanding periode yang sama tahun 2018," kata Royke di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Adapun, portofolio perseroan (bank only) di segmen wholesale tumbuh 9,3 persen yoy menjadi Rp 516,4 triliun hingga kuartal IV 2019. Pertumbuhan ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh sebesar 7,7 persen yoy atau sebesar Rp 329,8 triliun.

Baca juga: 2019, Bank Mandiri Gelontorkan Kredit Sindikasi 3,4 Miliar Dollar AS

Sementara itu untuk segmen retail tumbuh 11,9 persen menjadi Rp 275,9 triliun dengan kredit mikro dan kredit konsumer menjadi andalannya. Pada 2019, keduanya masing-masing mencapai Rp 123 triliun dan Rp 94,3 triliun.

“Di kredit konsumer, bisnis kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor (auto loan) menjadi penyumbang terbesar dengan laju ekspansi masing-masing 20,1 persen YoY jadi Rp 13,8 triliun dan 9,6 persen yoy jadi Rp 34,6 triliun,” terang Royke.

Selain itu, penyaluran kredit investasi tercatat mencapai Rp 282,6 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp 330,3 triliun. 

Ada pula penyaluran kredit ke sektor infrastruktur sebesar Rp 208,9 triliun, kredit KUR mencapai Rp 24,02 triliun, dan kredit UMKM sebesar Rp.92,23 triliun.

Royke bilang, Bank Mandiri secara prinsip pertumbuhan bisnisnya sehat, termasuk dari segmen kredit. Sehingga rasio NPL gross turun sebesar 42 basis poin (bps) menjadi 2,33 persen pada 2019.

"Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar -14,9 persen yoy menjadi Rp 12,1 triliun," ujar Royke.

Dana Pihak Ketiga

Selain kredit, Bank Mandiri memacu penguatan dana murah. Hingga akhir 2019, pengumpulan dana murah tercatat Rp 609,6 triliun, bertumpu pada tabungan sebesar Rp 338,6 triliun dan giro sebesar Rp 200,5 triliun.

Kontribusi Dana Pihak Ketiga (DPK) Perusahaan Anak juga terus membaik. Pada periode tersebut, DPK perusahaan anak mencapai Rp 118 triliun atau tumbuh 16,4 persen yoy.

Jika jumlah tersebut dikonsolidasikan, maka total Dana Pihak Ketiga Bank Mandiri beserta dengan Perusahaan Anak mencapai Rp 933,1 triliun, naik 11 persen hingga 2019.

“Saat ini, permodalan dan likuiditas kami berada pada situasi yang sangat baik dengan rasio CAR Bank Only di 21,38 persen dan rasio RIM di 93,93 persen. Rasio yang sangat baik ini akan meningkatkan optimisme kami untuk bisa menjaga sustainabilitas kinerja,” pungkas Royke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com