Ini karena menyangkut laba korporasi yang masih akan menjadi sentiment pasar pekan depan.
Lebih dari 12 persen dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan keuangannya, menurut data FactSet, 70 persen perusahan-perusahaan membukukan laba lebih baik dari perkiraan.
Namun, diperkirakan ekspektasi keuntungan perusahaan menurun pada periode pelaporan kali ini. FactSet memperkirakan laba S&P 500 berpeluang turun 2 persen pada kuartal keempat secara tahunan.
"Sedangkan sebagian analis memperkirakan laba emiten pada indeks S&P 500 berpeluang turun 0,8 persen pada kuartal keempat, tetapi analis memperkirakan terjadi keniakan laba 5,8 persen pada kuartal pertama 2020," tambahnya.
Baca juga: BEI Pastikan Banjir Jabodetabek Tak Pengaruhi Pergerakan IHSG
Adapun terkait masalah melebarnya perang dagang perlu mendapat perhatian pelaku pasar. Setelah pendatangan kesepakatan fase satu antara China dan AS, pernyataan Presiden AS Donald Trump terasa menekan zona perdagangan Euro.
Trump mengatakan bahwa Uni Eropa "tidak punya pilihan" selain menyetujui kesepakatan perdagangan baru dalam wawancara di Davos.
Dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif impor mobil Eropa jika tak ada komitmen perdagangan baru dengan Uni Eropa.
Ini ditambah pernyataan dari Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin yang mengatakan AS bakal mempertahankan tarif barang-barang China sampai kesepakatan tahap kedua berakhir menjadi sentimen negatif pasar.