Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Virus Corona, Ini Sektor yang Dirugikan dan Diuntungkan

Kompas.com - 27/01/2020, 11:36 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber USAToday

NEW YORK KOMPAS.com - Saham-saham di seluruh dunia tercatat hancur lebur pada akhir pekan lalu. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran kemunculan jenis virus baru di China yang menekan laba perusahaan-perusahaan dari Wuhan hingga Washington.

Mengutip USAToday, Senin (27/1/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menetapkan virus corona sebagai darurat kesehatan global dimana Virus Corona telah menewaskan lebih dari 24 orang dan menginfeksi lebih dari 800 orang, dengan pusat penyebaran di kota Wuhan di China tengah.

Sontak para investor pun mengkhawatirkan wabah virus yang bermula di kota Wuhan, China itu.

Baca juga: Ramalan Mengerikan Bill Gates soal Wabah Virus Corona

Hal tersebut belajar dari kasus mewabahnya virus SARS, yang menyebabkan kerugian yang besar. Seperti pasar saham Hong Kong yang kehilangan sekitar 10 persen bulan Maret dan April 2003 ketika jumlah kasus SARS baru dikonfirmasi mewabah dengan cepat.

Saat ini kerugian fisik akibat virus Corona yang tak hanya menyebabkan kematian, ketakutan terhadap penyakit dapat menyebabkan orang berhenti bepergian, berbelanja, dan makan di restoran.

Menurut FactSet, China menyumbang 6 persen dari semua pendapatan untuk perusahaan S&P 500 selama 12 bulan terakhir atau hampir dua kali lipat negara lain selain Amerika Serikat.

"Ini dapat memiliki dampak luas di luar China," kata CFO Procter & Gamble, Jon Moeller.

Baca juga: Khawatir Virus Corona, Rupiah Awali Pekan Melemah

Saham-saham perusahaan AS terpukul karena mendapat bisnis langsung dari China. Misalkan saja industri perjalanan dan wisata.

Las Vegas Sands dan Wynn Resorts mendapatkan sebagian besar pendapatan mereka dari kasino di Makau, di pantai selatan China. Masing-masing kehilangan lebih dari 8 persen nilai saham minggu lalu.

Maskapai penerbangan juga telah dirugikan oleh kekhawatiran wabah yang membuat pelanggan tidak hanya terbang dari dan ke China tetapi juga di seluruh wilayah.

Nilai saham United Airlines turun 8,7 persen pekan lalu. Perusahaan United Airline memiliki sekitar 5,5 persen kapasitas penerbangan yang dialokasikan untuk rute AS-China atau Hong Kong.

Analis Stifel menyebut, dampak virus corona memang tidak hanya terjadi pada China saja. Misalkan saja wisata di Hawaii yang kebanyakan didatangi oleh turis asal China. Rata-rata turis tersebut memiliki pengeluaran tertinggi dan menghabiskan 349 dollar AS per orang per hari pada tahun 2018.

"Jika wisatawan China berhenti melakukan perjalanan wisata, maka para pelaku bisnis perhotelan AS akan dirugikan," sebutnya.

Baca juga: Virus Corona Merebak, McDonalds Tutup Restoran di 5 Kota di China

Sementara itu, analis JP Morgan menyebut, perusahaan-perusahaan mewah Eropa di China yang mana memperoleh 35 persen dari penjualannya juga akan merugi.

Ini juga tak hanya terjadi pada perusahaan transportasi dengan orientasi bisnis retail. Wuhan juga merupakan pusat industri besar di China, dengan pabrik-pabrik baja, telepon pintar, dan mobil.

Halaman:
Baca tentang
Sumber USAToday
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com