Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Sektor Penerbangan dan Pariwisata Paling Terdampak Virus Corona

Kompas.com - 27/01/2020, 16:41 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebut, sektor penerbangan dan pariwisata sangat terpengaruh merebaknya virus corona di sejumlah negara.

Melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) industri penerbangan di RTI, saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk  dengan kode emiten GIAA terus melemah alias zona merah.

Pada Senin (27/1/2020) siang, sekitar pukul 14.30 WIB, saham GIAA melemah sebesar minus 26 poin atau 6,31 persen ke level Rp 386.

Sementara, saham PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) flat di level Rp 184.

Baca juga: Analis: Sentimen Virus Corona Hanya Berpengaruh Sesaat Terhadap Pasar

 

Saham anak usaha GIAA yaitu Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) juga bergerak merosot 8 poin (-6,45 persen) ke level Rp 116.

"Sektor yang terpengaruh banyak biasanya penerbangan terganggu. Kemudian sektor lain adalah pariwisata, juga terpengaruh," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Pergerakan IHSG selanjutnya untuk saham sektor pariwisata ada PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) yang menunjukkan tidak ada pergerakan saham dan berada di level Rp 900.

Kemudian, saham perhotelan, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) dan PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) juga bergerak flat alias stagnan.

Baca juga: Ekonom: Virus Corona Tak Akan Berdampak Signifikan ke Ekonomi RI

Sementara itu, saham PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) sama seperti dua perhotelan lainnya bergerak flat atau stagnn di level Rp  920.

Memang, Hans melihat pada Jumat (24/1/2020) IHSG sempat bergerak di zona hijau. Sebab, virus corona dianggap bukan kejadian luar biasa.

"Pemerintah di sana justru mengumumkan yang di-suspect 2.000 orang lebih dan meninggal 56 orang. Jadi, market khawatir dan juga terkoreksi cukup banyak. Sebagian dari itu ada aksi profit taking juga," katanya.

Meluasnya virus corona mendorong perusahaan vaksin dunia untuk ikut ambil bagian mengambil langkah penanggulangan virus mematikan tersebut.

Saham perusahaan pembuat vaksin juga ikut terpengaruh.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Ini Sektor yang Dirugikan dan Diuntungkan

Seperti dilansir dari MarketWatch, saham perusahaan vaksin Inovio Pharmaceuticals Inc atau INO mengalami lonjakan tajam hingga 10,42 persen pada penutupan perdagangan saham pada Jumat (24/1/2010).

Volume perdagangan sahamnya juga meningkat menjadi 12,3 juta saham, menukik tajam dibandingkan rata-rata saham yang diperdagangkan dalam sehari penuh selama 30 hari terakhir yang mencatatkan perdagangan sekitar 1,4 juta saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com