Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Hari Jokowi-Ma’ruf: Otak-atik Petinggi BUMN

Kompas.com - 28/01/2020, 13:40 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin menginjak 100 hari pada Senin, (27/1/2020) kemarin.

Selama masa pemerintahan itu terjadi perombakan besar-besaran di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mulanya, Jokowi-Ma’ruf menunjuk Erick Thohir menjadi Menteri BUMN untuk menggantikan Rini Soemarno pada 23 Oktober 2019.

Usai dilantik Jokowi, Erick langsung melakukan gebrakannya. Dia mengatakan ingin melakukan “bersih-bersih” di tubuh BUMN.

Langkah pertama yang diambil Erick, yakni dengan mencopot enam deputi dan satu sekertaris Kementerian BUMN di era Rini Soemarno.

Baca juga: Alami kredit Macet, BUMN Ini Tak Bisa Akses Permodalan ke Bank

Ketujuh orang tersebut, yakni Edwin Hidayat Abdullah, Hambra, Fajar Harry Sampurno, Wahyu Kuncoro, Aloysius Kiik Ro, Gatot Trihargo dan Imam Aprianto Putro.

Langkah tersebut diambil Erick dalam rangka merampingkan struktur deputi di Kementerian BUMN. Di era Rini, terdapat enam posisi deputi, Nantinya, Erick akan memangkasnya menjadi hanya tiga orang deputi dan satu sekertaris kementerian.

Tak berhenti sampai di situ, mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu kembali menggegerkan publik. Dia mengangkat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng.

Selain mengangkat Ahok, Erick juga mengangkat mantan Dirut PT Telkomsel Emma Sri Martini sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina. Sri Martini menggantikan pejabat sebelumnya, Pahala N Mansury yang diangkat menjati Direktur Utama Bank BTN.

Baca juga: Ahok Dapat Jabatan Baru di Pertamina, Apa Itu?

Tak cukup sampai Ahok, Erick juga memasukan nama mantan pimpinan KPK Chandra Hamzah, Amin Sunaryadi, mantan Kepala Bekraf Triawan Munaf, mantan wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, dan mantan Menteri Keuangan Chatib Basri ke jajaran komisaris utama di perusahaan BUMN.

Adapun Chandra Hamzah ditugaskan menjadi komisaris utama di BTN. Lalu, Amin Sunaryadi ditempatkan menjadi komisaris utama di PT PLN.

Kemudian, Triawan Munaf ditempatkan menjadi komisaris utama di Garuda Indonesia. Selanjutnya, Archandra Tahar ditugaskan menjadi komisaris utama di PT PGN.

Terakhir, Chatib Basri diberi mandat untuk menjadi komisaris utama di Bank Mandiri.

Nama-nama kondang itu dipilih Erick untuk mengawasi perusahaan-perusahaan BUMN. Sebab, dia ingin di masa kepemimpinanya peran dan fungsi komisaris utama lebih optimal dalam melakukan pengawasan ke perusahaan-perusahaan BUMN.

Baca juga: Erick Thohir Tak Mau Lagi Ada Direksi dan Komisaris BUMN Saling “Tusuk-tusukan”

Cuci gudang direksi dan komisaris Garuda

Langkah mantan ketua INASGOC tak berhenti di situ saja. Dia merombak hampir keseluruhan jajaran direksi dan komisaris utama Garuda Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com