Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Kami Tidak Akan Toleransi Proyek-proyek Pesanan Mafia

Kompas.com - 29/01/2020, 07:10 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku tak segan-segan membersihkan mafia di tubuh perusahaan plat merah.

Dia tak ingin lagi ada penumpang gelap dalam proyek yang sedang digarap perusahaan BUMN.

“Kami tidak akan toleransi proyek-proyek yang berdasarkan (pesanan) oknum atau mafia, kita sikat,” ujar Erick di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Baca juga: Luhut: Dampak Negatif Virus Corona ke Investasi Belum Terasa

Erick menginginkan pekerjaan yang tengah digarap perusahaan BUMN sesuai inti bisnisnya. Dia ingin perusahaan-perusahaan tersebut fokus mengembangkan bisnis yang memang menjadi keahliannya.

Ia tak ingin BUMN mengerjakan proyek-proyek yang tidak jelas secara ekonomi maupun dari segi bisnis.

“Kita mau, kita punya core bisnis dan mesti expert di bisnis itu. Kalau bisa jadi pemain yang tangguh, bukan follower,” kata Erick.

Selain itu, Erick juga tak mau perusahaan BUMN memonopoli proyek-proyek yang ada di dalam negeri.

Baca juga: Erick Thohir: Banyak yang Mau Goyang Posisi Saya dari Menteri BUMN

“Kami enggak mau bisnis BUMN ini palu gada, Kalau lu mau, gue ada. Enggak gitu,” ucap dia.

Sebelumnya Erick Thohir menyebut banyak pihak yang ingin dirinya dicopot dari jabatan menteri. Atas dasar itu, dia ingin secara sungguh-sungguh membenahi perusahaan-perusahaan pelat merah yang saat ini masih bermasalah.

Sebab, ia tak ingin mewarisi kebobrokan kepada Menteri BUMN selanjutnya.

“Kalau habis restrukturisasi operasionalnya harus benar. Nanti ada problem lima tahun lagi di menteri selanjutnya, atau mungkin saja saya cuma setahun. Yang mau goyang saya kan banyak,” ujar Erick di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Atas dasar itu, Erick mengatakan dirinya mempunyai target-target untuk masing-masing perusahaan BUMN.

Baca juga: Mulai Februari Ada Dua Harga Rokok di Pasaran, Mengapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com