Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Memantik Pesimisme Global dan Perlambat Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 29/01/2020, 11:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persebaran virus corona yang begitu pesat mulai memberi dampak terhadap perekonomian. Di China, banyak perusahaan manufaktur terutama yang terletak di kawasan Wuhan, Provinsi Hubei memutuskan untuk menghentikan kegiatan produksi mereka.

Tentu saja hal tersebut memberi dampak terhadap kondisi perekonomian dunia, mengingat China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Data per hari ini, virus Corona telah menelan 132 jiwa. Virus tersebut diduga terus menyebar ke berbagai negara.

 

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Driver Ojol Minta Aplikator Sediakan Masker Gratis

Tercatat, jika dihitung berdasarkan tingkat nasional dan penyebaran ke berbagai negara sampai Rabu (29/1/2020), jumlah pasien yang terinfeksi virus ini mencapai 5.496 orang.

Jumlah tersebut sudah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus SARS pada medio 2002 hingga 2003 yang menginfeksi 5.327 jiwa.

Adapun berikut beberapa dampak virus corona terhadap ekonomi RI yang dikutip oleh Kompas.com:

1. Menkeu sebut virus corona buat pesimisme di ekonomi global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika melakukan rapat kerja dengan DPR RI mengatakan akibat kemunculan virus corona tersebut, optimisme yang muncul di akhir tahun lalu mengenai prospek perekonomian sirna.

Pasalnya, virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut merebak tepat ketika perayaan Tahun Baru China yang umumnya menjadi momentum Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan konsumsi domestik.

"Corona virus ini menimbulkan pesimisme yang menggulung ekonomi pada Januari. Yang biasanya Chinese New Year dianggap sebagai salah satu momentum China bisa meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui domestic factor, yaitu konsumsi mereka. Sehingga seluruh potensi pertumbuhan ekonomi China dari permintaan domestik tidak terealisasi," ujar dia di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

"China kehilangan momentum karena persis terjadi Chinese New Year yang bahkan liburnya diperpanjang sampai early Februari," lanjut Menkeu.

Sri Mulyani berkaca pada virus SARS yang sempat merebak di tahun 2003 yang berasal dari Provinsi Guangdong. Dia mengatakan, kala itu SARS terjadi di 1 kuartal pertama yang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian China di dua kuartal berikutnya.

Namun demikian, Sri Mulyani tetap optimistis hingga akhir tahun kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap terjaga di kisaran 5 persen. Hal tersebut didukung dengan tetap kuatnya konsumsi domestik di dalam negeri.

2. Berpengaruh ke pasar modal

Dampak dari persebaran virus corona juga terlihat di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin Selasa (28/1/2020) ditutup turun 22,02 poin atau 0,36 persen ke posisi 6.111,18.

Baca juga: Virus Corona Merebak, Perusahaan Global Batasi Perjalanan Bisnis ke China

 

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga tertekan 0,31 persen ke posisi 1.000,66. Investor asing jual saham mencapai Rp 857 miliar di pasar regular.

"Stock market kan masalah kekhawatiran, confidence. Jadi itu masalah psikologis pasar yang memang bergerak terus tiap detik tiap saat, tergantung cerita yang berkembang di pasar," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

3. Pemerintah keluarkan travel advice ke China

Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandrio mengatakan, Kementerian Luar Negeri telah mengeluarkan travel advice bagi warga negara Indonesia yang hendak berkunjung ke China.

Travel advice biasanya dikeluarkan untuk merespons sebuah kejadian membahayakan dalam jangka pendek di negara lain. Di Wuhan, China sendiri saat ini tengah merebak virus corona.

“Kemenlu secara umum mengeluarkan status kuning di China, tapi untuk Wuhan itu merah,” ujar Wishnutama di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Kendati tak melarang warga Indonesia berkunjung ke China selain ke Wuhan, pria yang akrab disapa Tama itu meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat berkunjung ke negara Tirai Bambu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com