Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Kembali Sebut akan Ada Investasi Miliaran Dollar AS, Kali Ini dari Australia

Kompas.com - 30/01/2020, 05:42 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA. KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan melakukan kunjungan kerja ke Negara Australia.

Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bilang akan ada komitmen investasi miliaran dollar AS dari Australia saat Jokowi berkunjung ke negara tersebut.

Luhut mengklaim Australia tertarik berinvestasi ke Indonesia. Ketertarikan itu telah dibicarakan dengan dirinya pada pertemuan World Economic Forum (WEF) yang berlangsung di Davos, Swiss beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kata Luhut, Softbank Ingin Investasi 100 Milliar Dollar AS Ke Ibu Kota Baru

"Itu soal rencana kunjungan presiden ke Australia tanggal 9 dan 10 Februari nanti. Terus yang kedua, besok ada Andrew Forrest (pengusaha Australia). Dia datang kemari setelah kami ketemu di Davos. Dia ternyata lebih cepat daripada yang saya duga. Tadinya saya pikir Februari," katanya di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Investor Australia akan berinvestasi pada dua sektor utama, yaitu penanganan kebakaran dan hydro power. Negara ini lebih mengutamakan investasi untuk pengembangan energi ramah lingkungan (green energy) ke Indonesia.

"Mereka cerita tentant bagaimana penanganan kebakaran bushfire. Jadi mau bekerja sama dengan Indonesia. Dia tertarik bagaimana Indonesia melakukan penanganan itu. Yang kedua, tadi mengenai hydro power. Kedua tadi dia membicarakan mengenai kabel tegangan tinggi membawa 1,3 giga listrik yang dihasilkan dari solar panel ke Singapura," jelasnya.

Baca juga: Softbank Bantah Luhut soal Investasi 100 Miliar Dollar AS di Ibu Kota Baru

Tak hanya itu, lanjut Luhut, rencananya pihak Australia juga ingin membantu mengatasi masalah sampah plastik.

“Dia bilang ingin mendonasikan uangnya. Uangnya dia hampir 3 miliar dollar AS untuk urusan kemanusiaan. Nah ini satu yang menurut saya sangat hebat,” katanya.

Selain itu, ada pula kerja sama untuk penanganan hidrogen, carbon credit, serta pembiayaan modal startup.

“Australia ingin membantu terkait masalah yang dihadapi petani, nelayan, yang mendapat ikan tidak bagus, dan banyak sekali. Angkanya bervariasi. Namun satu hal, Indonesia menjadi perhatian mereka,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com