JAKARTA. KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan melakukan kunjungan kerja ke Negara Australia.
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bilang akan ada komitmen investasi miliaran dollar AS dari Australia saat Jokowi berkunjung ke negara tersebut.
Luhut mengklaim Australia tertarik berinvestasi ke Indonesia. Ketertarikan itu telah dibicarakan dengan dirinya pada pertemuan World Economic Forum (WEF) yang berlangsung di Davos, Swiss beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kata Luhut, Softbank Ingin Investasi 100 Milliar Dollar AS Ke Ibu Kota Baru
"Itu soal rencana kunjungan presiden ke Australia tanggal 9 dan 10 Februari nanti. Terus yang kedua, besok ada Andrew Forrest (pengusaha Australia). Dia datang kemari setelah kami ketemu di Davos. Dia ternyata lebih cepat daripada yang saya duga. Tadinya saya pikir Februari," katanya di Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Investor Australia akan berinvestasi pada dua sektor utama, yaitu penanganan kebakaran dan hydro power. Negara ini lebih mengutamakan investasi untuk pengembangan energi ramah lingkungan (green energy) ke Indonesia.
"Mereka cerita tentant bagaimana penanganan kebakaran bushfire. Jadi mau bekerja sama dengan Indonesia. Dia tertarik bagaimana Indonesia melakukan penanganan itu. Yang kedua, tadi mengenai hydro power. Kedua tadi dia membicarakan mengenai kabel tegangan tinggi membawa 1,3 giga listrik yang dihasilkan dari solar panel ke Singapura," jelasnya.
Baca juga: Softbank Bantah Luhut soal Investasi 100 Miliar Dollar AS di Ibu Kota Baru
Tak hanya itu, lanjut Luhut, rencananya pihak Australia juga ingin membantu mengatasi masalah sampah plastik.
“Dia bilang ingin mendonasikan uangnya. Uangnya dia hampir 3 miliar dollar AS untuk urusan kemanusiaan. Nah ini satu yang menurut saya sangat hebat,” katanya.
Selain itu, ada pula kerja sama untuk penanganan hidrogen, carbon credit, serta pembiayaan modal startup.
“Australia ingin membantu terkait masalah yang dihadapi petani, nelayan, yang mendapat ikan tidak bagus, dan banyak sekali. Angkanya bervariasi. Namun satu hal, Indonesia menjadi perhatian mereka,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.