Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKPM Bandingkan Urus Investasi di Vietnam dan RI, Apa Bedanya?

Kompas.com - 30/01/2020, 13:46 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menjelaskan, alasan Indonesia tidak bisa memanfaatkan situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Alasannya yakni pengurusan perizinan di Indonesia yang dinilai masih lamban.

Dibandingkan dengan Vietnam, urusan investasi negara tersebut jauh lebih baik. Maka tak heran jika Vietnam paling terdepan memanfaatkan situasi perang dagang antar kedua negara maju itu.

Baca juga: Kalahkan Investasi Vietnam Jadi Tugas Terberat Kepala BKPM

"Kalau di Vietnam itu investasi cukup datang ke BKPM. Persoalan tanah, izin clear satu tempat. BKPM Vietnam itu dia yang memulai, dia yang mengakhiri. Kalau BKPM Indonesia, dia yang memulai, enggak tahu kapan mengakhiri. Ini fakta ya, sebagai mantan pengusaha saya ngomong apa adanya," kata Bahlil di Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Selain itu, dirinya juga mengakui pengurusan Online Single Submission (OSS) atau perizinan berusaha terintegrasi secara daring (online) dinilai tak mampu menyelesaikan secara cepat. 

Bahlil mengibaratkan pelaku usaha yang mengurus izin berusaha melalui OSS seperti layaknya orang tawaf saat ibadah ke Tanah Suci yang tak kunjung selesai.

"Saya melihat OSS itu jebakan Batman, saya mengatakan setuju 100 persen. Pertanyaannya setelah mendapatkan NIB (Nomor Induk Berusaha) apakah bisa langsung berusaha? Kan tidak. Harus mendapat notifikasi kepada pengurus ini. Dan tawafnya itu juga belum tentu berakhir. Kalau orang umrah cukup 7 kali tawaf. Syukur-syukur urus itu ada kepastian. Itulah mengapa investor lebih memilih ke negara yang ramah investasi," jelasnya.

Baca juga: Perang Dagang, AS Pilih Impor dari Vietnam

Sebagai mantan pengusaha yang pernah tergabung Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), lanjut Bahlil, ada tiga yang diinginkan oleh para investor.

"Teman-teman pengusaha itu butuh kemudahan, kepastian, dan efisiensi. Hanya tiga ini saja. Kalau tiga ini bisa kita lakukan otomatis core deficit akan berkurang," ucapnya.

BKPM telah merilis laporan realisasi investasi pada kuartal IV 2019 mencapai Rp 28,3 triliun. Angka ini meningkat 12 persen dibandingkan kuartal IV 2018.

Adapun sepanjang 2019, total realisasi investasi telah mencapai Rp 809,6 triliun.

Baca juga: Tembus Target, Realisasi Investasi 2019 Capai Rp 809,6 Triliun

Menurut Bahlil, realisasi itu telah melampaui target yang ditetapkan sekitar Rp 792 triliun.

Adapun selama periode kuartal IV 2019, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 103 triliun atau meningkat 18,5 persen.

Sementara realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 105,3 triliun atau meningkat 6,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com