Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi di Tahun 2020 Berpeluang Cuan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 30/01/2020, 17:13 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun 2020, profil makroekonomi dan prospek investasi di Indonesia diprediksi lebih stabil dan menarik dibandingkan tahun 2019.

Optimisme ini diutarakan oleh Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat dalam acara Bahana Media Forum 2020 di Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Menurut Budi, prospek investasi di Indonesia akan ditopang baik faktor eksternal maupun internal.

"Faktor eksternal terutama ditopang oleh kebijakan bank sentral di negara maju khususnya The Fed di Amerika Serikat yang kembali menempuh pelonggaran moneter baik melalui penurunan suku bunga maupun penggelontoran likuiditas (quantitative easing/ QE)," katanya.

Baca juga: Tahun Tikus Logam, Investasi Ini Diprediksi Bakal Cuan

Selain berpeluang menjaga suku bunga global tetap rendah, melalui aksi QE itu The Fed menambah pasokan dollar AS, sehingga diharapkan membatasi tren penguatan dollar AS selama ini.

Malahan banyak pihak yang menyakini dollar AS bakal kembali memasuki siklus melemah yang melatari kenaikan harga emas akhir-akhir ini.

Selain itu harga minyak diharapkan relatif stabil dengan lebih banyak pasokan tidak hanya dari negara OPEC, namun dari produsen minyak serpih yang produksinya terus meningkat.

Kondisi eksternal seperti ini pernah terjadi tahun 2017 yang melandasi kenaikan harga saham dan obligasi negara di negara berkembang termasuk Indonesia.

Baca juga: Tiga Investasi Ini Tepat untuk Milenial, Apa Saja?

Sementara, secara internal, defisit neraca berjalan diharapkan terkendali berkat kenaikan harga komoditas dan menurunnya impor untuk keperluan proyek infrastruktur.

Terkendalinya defisit neraca berjalan Indonesia merupakan faktor fundamental yang melandasi penguatan rupiah.

Dengan tren inflasi yang relatif terkendali, kestabilan rupiah tersebut memungkinkan Bank Indonesia melonggarkan likuiditas baik dengan menurunkan suku bunga dan rasio giro wajib minimum.

Stimulus moneter ini diharapkan akan meningkatkan penyaluran kredit yang sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Suku Bunga BI Terjaga, Rupiah Ditutup Menguat

Dengan kebijakan quantitative easing oleh bank sentral negara maju, Budi menyatakan likuiditas modal asing akan terlebih dahulu mengalir ke surat utang negara (SUN) yang menawarkan imbal hasil menarik dibanding surat utang negara berkembang lain.

Kenaikan harga SBN yang menurunkan imbal hasilnya, selanjutnya merupakan prasyarat optimisme berinvestasi di pasar saham yang juga ditopang oleh penguatan daya beli.

“Kami optimis dengan prospek investasi baik untuk SUN dan saham. Model kami memprediksi yield SUN 10 tahun berpeluang turun hingga 6,3 persen dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada level 6.900 pada akhir tahun ini," ungkap Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com