Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Sebut Stok Gula Rafinasi Menipis

Kompas.com - 30/01/2020, 21:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman menyebutkan stok Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebagai bahan baku industri makanan dan minuman di Indonesia telah menipis dan sebagian telah habis.

"Stok bahan baku (raw sugar) telah menipis dan sebagian telah habis," kata Adhi dalam surat kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto seperti dikutip dari Antaranews, Kamis (30/1/2020).

Pada surat tertanggal 16 Januari 2020 dan bernomor 007/DPP/GAPMMI/IX/2019 itu, Adhi menegaskan pihaknya mengkhawatirkan pasokan yang akan terhenti dengan habisnya stok bahan baku anggotanya.

Baca juga: India Minta Indonesia Beli Beras dan Gula Produknya

Adhi memprediksikan bahwa pada semester I 2020 ini, khususnya mendekati bulan Ramadhan, tepatnya April 2020, akan terjadi peningkatan kebutuhan gula rafinasi.

Adhi tidak merinci posisi stok gula kristal rafinasi saat ini.

Hanya saja, dia mengharapkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dapat mempertimbangkan surat Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Nomor 007/AGRI/I/2020 tentang Penerbitan Persetujuan Impor Gula Mentah (raw sugar).

"Itu demi terjaganya ketersediaan pasokan bahan baku guna mencukupi kebutuhan industri makanan dan minuman anggota kami, terutama peningkatan produksi menjelang persiapan Lebaran," katanya.

Baca juga: Kapasitas Produksi Gula Besar, BUMN Ini Masih Kekurangan Bahan Olahan

Sebelumnya, Adhi menyebut sedikitnya empat pabrik makanan dan minuman berhenti produksi karena kehabisan stok gula kristal rafinasi.

"Stok di pabrik, gula sudah habis. Hari ini sudah empat pabrik yang habis," kata Adhi (21/1/2020).

Kekurangan stok tersebut disebabkan belum adanya persetujuan impor (PI) gula mentah (raw sugar) untuk semester I tahun 2020. Padahal kuota impor gula mentah sudah dikeluarkan dalam rapat koordinasi terbatas sebelumnya.

Kebutuhan gula kristal rafinasi industri makanan dan minuman pun mendesak seiring mendekati bulan puasa. Konsumsi yang meningkat pada bulan puasa membuat produksi harus bertambah.

"Kebutuhan semester I tahun ini sekitar 1,9 juta ton hingga 2 juta ton," kata Adhi.

Baca juga: Pengusaha Banyak Gunakan Gula Impor, Ini Alasannya Menurut Asosiasi

Saat ini penerbitan persetujuan impor masih dalam pembahasan bersama dengan Kementerian Perdagangan (Kemdag). Diharapkan persetujuan impor segera keluar karena memerlukan waktu agar gula mentah yang diimpor bisa digunakan oleh industri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com