Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Virus Corona Berdampak ke Sektor Pariwisata, tetapi..

Kompas.com - 03/02/2020, 12:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona yang merebak sejak akhir tahun 2019 kemarin, menambah satu lagi ketidakpastian ekonomi global, termasuk bagi negara emerging market seperti Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengakui, wabah virus corona mungkin akan berdampak pada beberapa sektor, utamanya sektor pariwisata.

Apalagi, pemerintah telah melarang terbang beberapa maskapai dalam negeri dari dan ke China. Sehingga, turis China di berbagai daerah pariwisata akan menurun.

"Tapi kita juga punya pariwisata yang mungkin akan terpengaruh (karena virus corona)," kata Sri Mulyani usai memberikan kuliah umum di UI Salemba, Jakarta, Senin (3/2/2020).

Baca juga: Mulai Rabu, Garuda Hentikan Sementara Penerbangan dari dan ke China

Namun, mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan, pihaknya akan menjalankan beberapa kebijakan (policy) untuk membuat struktur ekonomi RI lebih berimbang.

Dia pun berharap, kebijakan yang telah dicanangkan sejak tahun lalu itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi 2020.

"Kita harap nanti ada hasilnya di 2020. Misalnya konstruksi, ini kita sudah keluarkan cukup banyak policy untuk meningkatkan dan menstimulus sektor-sektor properti dan konstruksi," ujar Sri Mulyani.

Selain itu, kata dia, setidaknya masih ada 3 sektor yang mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi RI di tengah merebaknya virus corona. Sektor-sektor itulah yang harus segera ditingkatkan dan dijaga.

"Perdagangan masih cukup bagus, pertanian kita harus tetap bisa jaga. Pertanian, perikanan, pertambangan dalam hal ini adalah 3 hal yang biasanya sangat mempengaruhi pulau2 di luar Jawa. Itu mungkin harus kita tingkatkan," sebut Ani.

Baca juga: Semua Penerbangan Lion Air ke China Dibatalkan, Penumpang Bisa Refund

Sebelumnya diberitakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya resmi mengumumkan status darurat dunia atas kasus virus corona yang terus menyebar ke luar China.

Hingga pagi ini dilaporkan, korban meninggal akibat virus corona di China telah mencapai 361 orang. Angka itu menembus jumlah korban meninggal SARS di China pada 2002-2003 yang mencapai 349 jiwa.

Selain itu dikutip AFP, Senin (3/2/2020), patogen dengan kode 2019-nCov itu sudah menjangkiti 17.200 di seluruh Negeri "Panda", termasuk kasus infeksi lain di 24 negara.

Dalam upayanya mencegah penyebaran wabah, Beijing memutuskan untuk menutup kota di wilayah timur Wenzhou ditutup pada Minggu (2/2/2020).

Padahal, Wenzhou berlokasi sekitar 800 kilometer dari Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei tempat di mana penyakit itu pertama kali dilaporkan.

Negara anggota G7; AS, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris termasuk di antara 24 negara yang melaporkan kasus positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com