Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deposito Bank Vs Reksadana Pendapatan Tetap, Mana Lebih Untung?

Kompas.com - 04/02/2020, 08:02 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Reksadana merupakan investasi dengan konsep menghimpun dana dari banyak investor yang kemudian dikelola manajer investasi atau MI ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan sebagainya.

Reksadana juga jadi alternatif bagi investor yang enggan menghitung risiko atas investasi mereka di pasar saham atau pasar uang. Modal yang dibutuhkan juga tak terlalu besar.

Salah satu jenis reksadana yakni reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menempatkan mayoritas investasinya ke dalam instrumen surat utang (obligasi) dan produk pasar uang.

Baca juga: Ini 5 Reksadana Saham dengan Imbal Hasil Tertinggi

Portofolio reksadana pendapatan tetap minimal 80 persen harus terdiri dari surat utang, sedangkan sisanya merupakan produk pasar uang.

Lalu, apakah reksadana tetap lebih menguntungkan dibandingkan menempatkan uang di deposito bank?

Dikutip dari Bareksa, Selasa (4/2/2020), jika mengacu pada kinerja 2019, reksadana pendapatan tetap lebih menguntungkan ketimbang menyimpan uang di deposito perbankan.

Baca juga: Mau Punya Rp 1 Miliar di 2030, Berapa Harus Investasi di Reksadana?

Tahun lalu, reksadana pendapatan tetap mampu mencatatkan kinerja yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana lainnya, yakni sebesar 8,73 persen.

Bandingkan dengan bunga deposito bank yang berada di kisaran 6 persen, itu pun belum termasuk potongan pajak pendapatan bunga deposito yang mencapai 20 persen.

Meski sebagian besar penempatan dananya berada di obligasi, reksadana ini tak lantas dikenal sebagai reksadana obligasi. Selain itu, tak sama dengan namanya, investor tak selalu mendapatkan pendapatan tetap.

Sebutan reksadana pendapatan tetap diberikan karena reksadana ini berinvestasi pada instrumen surat utang (obligasi) yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk kupon.

Oleh karena itu, reksadana ini lebih dikenal dengan reksadana pendapatan tetap (fixed income fund).

Baca juga: Persiapan Menjadi Investor Reksa Dana 2020

Reksadana Pendapatan Tetap Vs Deposito

Deposito merupakan simpanan di bank dengan saldo minimum dan dalam jangka waktu tertentu. Berbeda dengan reksadana, nasabah dijamin mendapatkan keuntungan berupa bunga.

Sementara reksadana, dana minimum yang dibutuhkan relatif kecil dibandingkan dengan deposito. Selain itu, reksadana bisa dicairkan kapan saja oleh investor dengan menjualnya saat itu juga.

Perbedaan lainnya, dana nasabah di deposito bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sehingga tak mimiliki risiko.

Di satu sisi, deposito merupakan cara berinvestasi oleh MI dengan menempatkan dananya pada obligasi yang memiliki kemungkinan gagal bayar sehingga bisa berakibat pada kerugian investasi.

Jika membandingkan dari return yang didapat, bunga deposito selalu mengacu pada suku bunga acuan yang saat ini berada di level 5,25 persen.

Baca juga: Bolehkah Ijazah Karyawan Ditahan Perusahaan?

Berbeda dengan deposito, yang mana uang investor yang terkumpul ditempatkan pada surat utang yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah. Dimana sebagai timbal baliknya, investor mendapatkan kupon.

Prinsip yang berlaku dalam obligasi, semakin besar kupon, semakin tinggi pula harga obligasinya. Begitu pun sebaliknya.

Nilai keuntungan dari obligasi inilah yang akan menentukan nilai aktiva bersih (nilai beli atau jual) reksadana pendapatan tetap kita nantinya.

Manajer investasi yang harus memilih obligasi yang tepat agar nilai aktiva bersih reksadana pendapatan tetap tersebut menjadi bertumbuh.

Baca juga: Apa Risiko dan Keunggulan Investasi Melalui Reksadana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com