Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Garap Perumahan, BTN Targetkan Pertumbuhan Kredit 10 Persen

Kompas.com - 04/02/2020, 09:11 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan pertumbuhan kredit 10 persen pada 2020 ini.

BTN berfokus menggarap sektor perumahan yang memiliki multiplier effect untuk 170 industri yang mampu mendorong ekonomi nasional.

“Tahun ini kami memasang target konservatif pertumbuhan kredit di level 10 persen. Pasalnya, kami masih terus memantau perkembangan ekonomi global dan nasional, serta daya beli masyarakat pada 2020,” kata Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury melalui siaran resmi, Senin (3/2/2020).

Pahala menuturkan, tahun 2019 memang bukan merupakan era yang mudah. Namun, berbagai kondisi membuat ekonomi global bergejolak dan berdampak pada ekonomi nasional dan masih terus berlanjut di 2020.

Baca juga: Dicecar DPR Soal Bunga Kredit Bank, Ini Kata Gubernur BI

Mengamati faktor-faktor tersebut, Pahala menyebutkan bahwa pihaknya menerapkan rencana bisnis yang lebih hati-hati tahun ini.

Menilik pertumbuhan ekonomi Indonesia, Pahala memilih opsi konservatif. Kendati mematok target konservatif, Pahala menuturkan pihaknya tetap berfokus pada bisnis utama yakni perumahan.

Ia menambahkan, BTN akan fokus pada penggarapan sektor perumahan di berbagai sentra ekonomi daerah di Tanah Air. Namun, tetap memerhatikan perkembangan di daerah itu, terutama yang terdampak penurunan harga komoditas. 

"Fokus perseroan pada sektor perumahan juga dinilai Pahala sejalan dengan masifnya pembangunan infrastruktur di seluruh nusantara," katanya.

Baca juga: DPR Bakal Panggil Pihak-pihak Terkait Window Dressing Laporan Keuangan BTN

Sektor perumahan pun dipandang masih memiliki ruang gerak yang cukup luas di Indonesia. Sebab, gap antara kebutuhan rumah baru dengan kapasitas bangun para pengembang masih tinggi.

"Belum lagi, masih banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan di bawah MBR yang unbankable," jelasnya.

Saat ini, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia baru mencapai 3 persen yang artinya masih besar peluang untuk mengakselerasi industri ini.

"Apalagi jika sektor ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang,” ungkap Pahala.

Adanya dukungan pemerintah di sektor perumahan subsidi, dinilai masih akan menjadi angin segar bagi industri ini.

Baca juga: BTN Telah Salurkan Rp 111 Triliun untuk KPR Subsidi

Pemerintah sejak 2015 mendukung sektor perumahan melalui Program 1 Juta Rumah. Rencana pengalihan subsidi energi ke perumahan subsidi dinilai akan dapat menaikkan jumlah unit terbangun. 

"Skenarionya, jika dana tambahan yang dikucurkan berkisar Rp 1 triliun sampai Rp 25 triliun, maka unit terbangun bisa mencapai 8.000 sampai 200 ribu unit untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," jelasnya.

Kemudian, untuk program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2PT) dapat menambah 20.000 sampai 260.000 unit. 

Di samping itu, pihaknya tetap mengembangkan berbagai lini bisnis lainnya untuk mendukung bisnis utama BTN.

Pahala menyebutkan pihaknya terus meningkatkan fitur tabungan untuk meningkatkan perolehan dana guna mendukung bisnis pembiayaan perumahan.

“Kami terus berinovasi mengembangkan produk tabungan hingga berbagai aplikasi transaksional untuk meningkatkan perolehan tabungan,” tegasnya.

Baca juga: Dirut BTN Bantah Tuduhan Window Dressing Pada Laporan Keuangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com