Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Vaksin Virus Corona, Inggris Investasikan Ratusan Miliar Rupiah

Kompas.com - 04/02/2020, 11:14 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

LONDON, KOMPAS.com - Inggris menyiapkan 20 juta poundsterling (26 juta dollar AS) yang setara Rp 364 miliar (Rp 14.000 per dollar AS) untuk mendanai pengembangan vaksin virus corona.

Virus corona sudah menewaskan ratusan orang di seluruh dunia.

Melansir CNBC, Selasa (4/2/2020), dana tersebut nantinya akan digunakan untuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), sebuah organisasi yang didirikan pada 2017 untuk pengembangan vaksin yang dapat menghentikan ragam virus di masa depan.

"Vaksin adalah pertahanan terbaik kita melawan sejumlah penyakit mematikan, termasuk virus corona," kata Menteri Kesehatan AS Matt Hancock dalam siaran pers, Senin.

Baca juga: Menaker Pastikan TKA China di RI Tak Tertular Virus Corona

CEPI merupakan aliansi internasional organisasi publik dan swasta yang pekan lalu menjalin kemitraan dengan perusahaan farmasi CureVac untuk mengerjakan vaksin coronavirus.

CEO CEPI Richard Hatchett mengatakan, donasi dari Inggris muncul saat dunia berlomba untuk menanggapi munculnya virus corona baru, dengan kemunculan vaksin.

"Penyebaran global yang cepat dan karakteristik epidemiologis yang unik dari virus sangat memprihatinkan. Harapan kami dengan bermitra dengan CureVac, kami bisa mendapatkan vaksin investigasi melalui pengujian klinis dalam 16 minggu ke depan," sebutnya.

Dia menambahkan, tahapan dalam uji klinis paling awal, akan memastikan keamanan vaksin untuk digunakan oleh manusia. Namun itu akan memakan waktu sekitar dua hingga empat bulan ke depan.

"Ini memang timeline yang sangat ambisius. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di bidang pengembangan vaksin. Penting untuk diingat, jika kita berhasil ini pastinya tidak memiliki jaminan. Maka perlu adanya uji coba sebelum dipasarkan secara luas," ucap dia.

Baca juga: Luhut: Dampak Virus Corona Sebabkan Destinasi Wisata Sepi

Inggris mengkonfirmasi kasus pertama virus corona di negara itu terjadi, yang menimpa dua anggota keluarga yang dikarantina. Sebelumnya 11 warga Inggris diterbangkan kembali ke Inggris dari Wuhan, China pekan lalu.

Sama seperti yang dilakukan AS terhadap 83 warganya yang dipulangkan dari China, warga Inggris juga dikarantina selama 14 hari.

Ini juga dilakukan Australia, Prancis dan AS semuanya mengumumkan tindakan serupa untuk mengkarantina warganya yang kembali ke negara asal mereka dari provinsi Hubei China.

Trump mengatakan pekan lalu, pemerintah AS melakukan pelacakan cepat pada vaksin coronavirus, dengan pandangan untuk memulai uji coba fase satu dalam waktu tiga bulan. Sebanyak 11 kasus coronavirus sudah menelan korban di Amerika Serikat.

Perusahaan farmasi berlomba

Sejauh ini perusahaan farmasi terus berlomba untuk mengembangkan vaksin corona. Tetapi para ahli medis memperingatkan vaksin butuh wakth untuk uji coba.

Setelah pengumuman pemerintah AS yang ingin mempercepat upaya penanggulangan corona, para profesional medis mengatakan bahwa seluruh proses pengembangan vaksin yang benar-benar aman digunakan biasanya memakan waktu setidaknya satu tahun.

Perusahaan farmasi menghabiskan lebih dari setahun mengembangkan vaksin untuk epidemi SARS 2003, yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia.

CEO Novartis Vas Narasimhan mmemperkirakan untuk menemukan vaksin virus corona akan membutuhkan waktu lebih dari setahun.

Sementara itu, Kepala Ilmuwan Johnson & Johnson Paul Stoffels mengatakan, perusahaannya yakin bisa mengembangkan vaksin dalam beberapa bulan mendatang, tetapi butuh waktu sekitar satu tahun untuk dijual di pasaran.

Sejumlah perusahaan farmasi lain, termasuk Vir Biotechnology, Moderna dan Inovio Pharmaceuticals, juga sedang berupaya dalam menemukan vaksin corona.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Luhut: Petani Kita Mati...


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com