Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Iklan, YouTube Raup Pendapatan Rp 217 Triliun

Kompas.com - 04/02/2020, 11:40 WIB
Kiki Safitri,
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN, CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan induk Google, Alphabet Inc, menyatakan sepanjang tahun lalu anak usahanya, YouTube, meraup pendapatan dari iklan sebesar 15,15 miliar dollar AS atau sekitar Rp 217 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).

Jumlah tersebut melonjak 36 persen dari tahun 2018 yang mencapai 11,16 miliar dollar AS (Rp 162,4 triliun), dan 86 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017.

"Untuk memberikan informasi lebih detail tentang bisnis kami dan peluang di masa depan, kami sekarang akan mengungkapkan pendapatan kami secara lebih terperinci, termasuk untuk Pencarian, iklan YouTube dan Cloud," ujar CFO Alphabet Ruth Porath, dikutip dari CNN, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Jadi CEO di Induk Google, Ini Gaji yang Didapat Sundar Pichai

Pertumbuhan pendapatan yang signifikan tersebut didorong oleh dua fitur yang dimiliki YouTube. Yakni, iklan merek dan fitur click to buy dalam sebuah video produk.

Selain itu, YouTube mencatat pendapatan yang bukan berasal dari iklan sepanjang tahun lalu sebesar 3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 42 triliun.

Pendapatan tersebut didapat dari fitur berlangganan yang dimiliki Youtube.

Saat ini YouTube memiliki sekitar 20 juta pengguna berlangganan baik di fitur YouTube premium atau YouTube music.

Dengan angka-angka pertumbuhan yang signifikan tersebut, Alphabet memproyeksikan adanya potensi pengeluaran yang juga tumbuh ke depannya.

Hal ini berkaitan dengan pembayaran content creator, pengembangan Youtube, hingga pengawasan konten.

Baca juga: Dikabarkan Akan Gabung Alphabet, Saham Perusahaan Ini Melonjak 30 Persen

Selain pendapatan dari YouTube, Alphabet juga mengumumkan penghasilan dari Cloud. Melansir CNBC, Selasa (4/2/2020), bisnis cloud Google menghasilkan 8,92 miliar dollar AS setara dengan Rp 124,8 triliun.  Angka ini naik dibanding tahun 2018 sebesar 5,84 miliar dollar AS (Rp 81,4 triliun).

Bisnis cloud Google adalah segmen bisnis yang lebih muda namun tumbuh cepat dengan ambisi untuk mengambil alih Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure.

Pada bulan Juli, Google mengatakan unit cloud-nya baru saja mencapai pendapatan 8 miliar dollar AS per tahunnya. Google berencana melipatgandakan penjualannya selama beberapa tahun ke depan.

Usai rilis laporan pendapatan, saham perusahaan induk Google, Alphabet turun sekitar 3,5 persen setelah penutupan bursa Wall Street, Senin.

Laporan pendapatan transparan ini merupakan terobosan dari CEO perusahaan induk Google, Alphabet, Sundar Puchai usai dirinya ditinggal oleh mentan CEO Alphabet dan pendiri Google Larry Page akhir tahun lalu.

Saat ini, Google diawasi ketat oleh regulator federal dan negara bagian, terkait dengan indikasi perilaku anti persaingan. Koalisi dari 50 jaksa agung dari berbagai negara bagian juga mengumumkan penyelidikan dalam bisnis iklan Google.

Sementara itu, para analis telah lama meminta Google untuk melaporkan penghasilan YouTube secara terpisah, karena dianggap sebagai bagian penting dari bisnis periklanannya.

Baca juga: Nadiem Makarim Masuk di Top Search Google Sepanjang 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN, CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com