Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rute China Ditutup, Pemerintah Perlu Beri Diskon-diskon Ini ke Maskapai Penerbangan

Kompas.com - 04/02/2020, 12:11 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai perlu memberikan insentif kepada maskapai nasional yang melayani rute penerbangan China.

Pasalnya, mulai Rabu (5/2/2020) besok, pemerintah mulai menutup sementara rute penerbangan dari dan ke China. Ini merupakan langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran virus corona.

Pengamat penerbangan Arista Atmadjati mengatakan, insentif perlu diberikan sebagai kompensasi terhadap potensi meruginya maskapai penerbangan dari kebijakan penutupan rute China.

Baca juga: Penerbangan Rute China Ditutup, Menhub Usul Pesawat Digunakan ke Negara Ini

"Jangan hanya maskapai berkorban. Enggak ada insentif, enggak ada jadwal apa-apa (pesawat), kan parkir. Tapi sewa pesawat jalan terus, argo pesawat, ini yang jadi masalah," tuturnya kepada Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

Menurut dia, insentif dapat diberikan pemerintah dalam bentuk diskon terhadap beberapa komponen biaya penerbangan.

"Misal untuk sewa biaya navigasi, landing, parking fee, diskon garbarata (jembatan penghubung pesawat dengan bandara), itu yang kena dampak," kata dia.

Bukan hanya itu, Arista juga menyarankan kepada Kementerian Keuangan melalui Ditjen Bea dan Cukai serta Kementerian Perindustrian untuk memberikan potongan harga terhadap suku cadang maskapai yang terdampak.

"Insentif-insentif itu harus diberikan. Juga ini komponen spare part selama beberapa bulan, selama (rute penerbangan) ditutup," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah RI Perintahkan Maskapai Tunda Penerbangan dari dan ke China

Rencana pemerintah untuk mengubah rute penerbangan pesawat yang tidak beroperasi juga dinilai Arista tidak akan efektif meminimalisasi kerugian maskapai.

"Ini kan terjadi saat low season," katanya.

Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan mencatat, saat ini ada lima maskapai nasional yang mengoperasikan penerbangan ke China, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air.

Untuk mengantisipasi kerugian maskapai, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, pihaknya akan segera menginisiasi pemanfaatan utilisasi pesawat yang sebelumnya digunakan untuk dari dan tujuan China, digunakan ke daerah potensial lain, seperti Australia, Nepal, India, atau Pakistan.

“Untuk tujuan negara-negara yang belum memiliki konektivitas maksimal akan dibahas detail oleh Dirjen Perhubungan Udara,“ ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (4/2/2020).

Baca juga: AirAsia Batalkan Penerbangan ke Wuhan karena Virus Corona, Ini Kompensasi buat Penumpang

Sejumlah maskapai pun telah mengumumkan penghentian sementara rute penerbangan dari dan ke China. Maskapai tersebut antara lain Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, dan Lion Air Group.

Pembukaan kembali rute penerbangan akan diumumkan kemudian. Maskapai juga memberikan layanan refund atau pengembalian biaya atas tiket yang sudah dibeli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com