KOMPAS.com – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, penguatan hubungan kerja sama dengan Turki merupakan prioritas utama bagi Indonesia
Apalagi, kedua Kepala Negara telah menetapkan target perdagangan sebesar 10 miliar AS pada 2023.
Untuk itu, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT CEPA) menjadi salah satu cara mencapai target tersebut.
Jerry menerangkan perundingan IT CEPA dimulai dengan perjanjian perdagangan barang dan kini putaran ke-4 baru saja selesai .
"Saya percaya, sangat penting bagi kedua negara untuk mengakselerasi negosiasi agar IT CEPA dapat diselesaikan tahun ini,” katanya dalam pertemuan dengan sekitar 30 pelaku usaha Turki di Kayseri, Turki, Sabtu (1/2/2020).
Baca juga: Mendag: Perkuat Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Berkomitmen Revitalisasi Pasar Rakyat
Dia menambahkan, IT CEPA bukan semata-mata tentang bisnis, tetapi juga kemitraan dan kolaborasi sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Jerry pun meminta dukungan para pelaku usaha Turki untuk mendorong pemerintah Turki mempercepat penyelesaian IT CEPA.
Dengan begitu, lanjutnya, para pelaku usaha dari kedua negara bisa mendapatkan tarif khusus ke kedua pasar.
Adapun, turut hadir dalam pertemuan tersebut Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, Konsul Kehormatan Turki untuk RI Tahir Nursacan, serta Atase Perdagangan di Turki Eric Nababan.
Baca juga: Mendag: Ekspor-Impor Tak Terdampak Virus Corona
Pada kesempatan yang sama, Jerry menyampaikan, berbagai upaya yang telah dilakukan hingga saat ini hingga membuat Indonesia memiliki reputasi sangat baik di kancah ekonomi global.
“Hal ini menjadikan Indonesia sebagai mitra bisnis yang strategis bagi Turki,” jelasnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Selain itu, kondisi geo-strategis kedua negara sangatlah penting.
Jerry menerangkan, bagi Indonesia, Turki adalah hub atau penghubung untuk masuk ke pasar kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.
Sementara itu, bagi Turki, selain pasar yang besar, Indonesia menjadi hub untuk masuk ke pasar Asia Tenggara/ASEAN dengan potensi pasar 600 juta jiwa.
Baca juga: Kemendag Mulai Perketat Pengawasan Tata Niaga Impor
"Dari potensi yang besar itu, perdagangan baik barang maupun jasa serta investasi kedua negara saat ini masih terbilang sangat kecil.