Kelvin Tay, kepala investasi regional di UBS Global Wealth Management mengatakan, ancaman tersebut tentunya berdampak pada kondisi ekonomi, terutama yang di Asia.
"Jika Anda melihat Asia, pariwisata China sekarang merupakan bagian yang memegang peran besar dalam ekonomi dari hampir semua negara," katanya.
Baca juga: Mari Elka: Dampak Virus Corona di RI Lebih karena Ekonomi China Tertekan
Sementara itu, Organisasi Perdagangan Dunia menyebut meningkatnya permintaan di China menjadikan China sebagai negara importir terbesar kedua di dunia sejak 2009.
China adalah importir komoditas terbesar seperti minyak, bijih besi, dan kedelai, serta komponen elektronik. Permintaan barang-barang itu bisa merosot di samping perlambatan ekonomi China.
Karena itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitra-mitranya, termasuk Rusia sedang mempertimbangkan untuk mengurangi produksi minyak karena dampak virus corona terhadap permintaan.
Sementara dari sisi ekspor China, negara-negara seperti Jepang dan Vietnam memiliki ketergantungan yang sangat besar pada rantai pasokan China.
"Negara-negara itu mengimpor row material dari China untuk membuat produk mereka sendiri untuk diekspor. Jadi tidak hanya China akan melambat, ini juga berdampak pada permintaan global, negara-negara yang mengandalkan China," kata Baig.