Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JB Sumarlin Meninggal Dunia, Ini Gebrakannya Selama Menjabat Menkeu

Kompas.com - 06/02/2020, 17:00 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia perekonomian nasional tengah berduka. Mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto, Johannes Baptista Sumarlin meninggal dunia hari ini, Kamis (6/2/2020).

Berdasarkan keterangan tertulis dari akun twitter @KemenkeuRI, JB Sumarlin merupakan Menteri Keuangan era Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

"Selamat jalan Menteri Keuangan RI 1988-1993, JB Sumarlin. Terima kasih telah menjadi sosok panutan yang berperan besar bagi perbaikan perekonomian Indonesia," tulis Kemenkeu dalam keterangan tersebut.

Baca juga: Menteri Keuangan Era Soeharto JB Sumarlin Tutup Usia

Dari informasi yang diterima Kompas.com, almarhum meninggal pukul 14:15 WIB di RS Carolus, Jakarta. Rencananya, jenazah almarhum bakal dibawa ke rumah duka MRCC Siloam, Semanggi.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan, perjalanan karir Sumarlin di Kementerian Keuangan dirintis sejak melakukan Gebrakan Sumarlin I pada tahun 1987.

Pada saat itu menjabat sebagai Ketua Bappenas dan Menteri Keuangan ad interim.

Gebrakan Sumarlin I adalah pengetatan moneter dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Gebrakan tersebut dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia untuk mengatasi perekonomian Indonesia yang menghadapi kesulitan.

Kala itu, Gebrakan Sumarlin I berhasil menunjukkan perkembangan yang membaik dengan angka pertumbuhan 5,7 persen melebihi target rata-rata pertumbuhan 5 persen (1988).

Baca juga: Sri Mulyani: Mungkin Indonesia Butuh 540 Menteri Keuangan...

Pada Kabinet Pembangunan V, Sumarlin pun dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan didampingi Menteri Muda Keuangan Nasruddin Sumintapura.

Kebijakan yang dikeluarkan untuk mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat struktur perkreditan yaitu Paket Kebijakan Deregulasi di Bidang Moneter, Keuangan dan Perbankan (Pako 1988), Paket Maret 1989, dan Paket Januari 1990.

"Kebijakan ini malah menghasilkan ekspansi kredit perbankan yang berlebihan dan kurang selektif," tulis Kemenkeu.

Pada Maret 1991 Gebrakan Sumarlin II dikeluarkan. Gebrakan II ini mampu mengekang laju inflasi hingga secara berangsur-angsur turun menjadi 4,9 persen pada 1992.

Sejak 1970 hingga 1998, JB. Sumarlin banyak berperan dalam pusat kebijakan ekonomi dan keuangan.

Baca juga: Suahasil Nazara Jadi Wakil Menteri Keuangan, Ini Tugas dari Jokowi

Penghargaan yang diraih atas Pengabdiannya yaitu Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan tahun 1990 oleh majalah Asia, Bintang Mahaputra Adiprana III (1973).

JB Sumarlin pernah pula meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia tahun 1975.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com